Resesi Semakin Nyata, Siapkan Diri Ekonomi RI Bakal Anjlok

Ilustrasi resesi (Foto: 123RF.com)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Pengusaha nasional Sandiaga Uno memprediksi ancaman resesi ekonomi sudah semakin nyata bakal menghantam Indonesia jika peningkatan jumlah kasus baru Corona (Covid-19) tak bisa ditekan oleh pemerintah.

“Saya sampaikan bahwa kita masuk ke resesi sudah semakin nyata di depan kita,” ujar Sandiaga mengingatkan dalam webinar Indonesia Young Entrepreneur Summit, Sabtu (18/7/2020). Menurut Sandiaga, di kuartal II-2020 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi besar mengalami kontraksi bahkan hingga -6%.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 di antara -3,5% sampai -5,1% dengan titik terdalam yang paling baru di level -4,3%. “Menurut saya minus 4% bisa terjadi, tapi kalau kita lihat nanti tanggal 5 Agustus beberapa sektor konsumsi belum pulih karena PSBB dan juga pelemahan daya beli, kita kemungkinan akan menyentuh angka minus 6%,” jelas Sandiaga.

Pemerintah, tegas Sandiaga, harus segera mempercepat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mencegah pertumbuhan ekonomi terkontraksi sampai di kuartal III-2020 dan menghindari resesi.

Sandiaga menyebutkan percepatan yang harus dikejar dari program PEN adalah penyaluran anggaran kesehatan, bantuan sosial (bansos) untuk mendongkrak konsumsi masyarakat, dan dorongan pada sektor UMKM.

“Lakukanlah realisasi daripada kebijakan pemerintah dengan secara besar-besaran ke sektor kesehatan dan pangan, terutama bansos yang hari ini sangat ditunggu masyarakat. Kedua fokus kepada sektor UMKM,” terang Sandiaga.

“Berikan UMKM kemudahan untuk melakukan adaptasi ke digitalisasi, dan juga berikan mereka fasilitas ke likuiditas,” tambah Sandiaga.

Prediksi ancaman resesi dan saran Sandiaga itu sangat beralasan. Untuk diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam proyeksi terbarunya memperkirakan ekonomi dunia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,9%. Lebih dalam dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni -3%.

IMF juga merevisi ke bawah proyeksi untuk Indonesia. Awalnya, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,5% pada tahun ini. Namun proyeksi terbaru memperkirakan ekonomi Tanah Air akan terkontraksi -0,3%.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah berkali-kali menyampaikan informasi ini kepada jajarannya. Kabar tersebut langsung didengar dari Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. “Saya telpon Ibu Kristalina, ini Managing Director IMF. Dia menyampaikan pada saya, di telepon bahwa dunia akan terkontraksi,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip Sabtu (18/7/2020).

Saat ini Jokowi mulai bersikap realistis terhadap prospek perekonomian Indonesia yang sekarang dalam situasi krisis akibat pandemi Covid-19. Jokowi bahkan menyebut, harapan Indonesia untuk keluar dari situasi ini hanya ada di kuartal III. Jokowi tak memungkiri bahwa Indonesia saat ini memasuki situasi yang luar biasa sulit lantaran harus berhadapan masalah ekonomi dan kesehatan.

Serupa dengan Sandiaga, anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam mengingatkan pemerintah untuk segera mengantisipasi ancaman resesi ekonomi, yang berpotensi menambah jumlah warga miskin.

“Perlu tindakan cepat pemerintah untuk antisipasi dini. Eksekusi berbagai kebijakan dan program harus berjalan cepat,” kata Ecky dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Politisi PKS itu mengingatkan pandemi Covid-19 telah mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi baik di sisi pasokan maupun permintaan secara signifikan. Belum lagi, BPS yang telah mengumumkan bahwa tingkat kemiskinan naik karena pandemi yang berdampak kepada ekonomi masyarakat. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *