Jokowi: Ekonomi RI Diproyeksi Pulih Tercepat Setelah China

Presiden Jokowi. (Foto Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutip lembaga keuangan global mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi COVID-19 diproyeksikan tercepat setelah China.

“Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok. Kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (28/7/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Meski diprediksi ekonomi Indonesia dapat pulih dengan cepat, namun Jokowi tetap meminta agar waspada. “Namun kita tetap harus waspada, kemungkinan dan antisipasi kita terhadap resiko terjadinya gelombang kedua, second wave, dan masih berlanjutnya sekali lagi ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021,” tegas Jokowi.

Jokowi mengingatkan bahwa situasi ekonomi global berkembang sangat dinamis penuh dengan ketidakpastian. “Beberapa lembaga keuangan dunia juga selalu merevisi prediksi-prediksi atas pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020 maupun perkiraan di 2021, artinya sekali lagi masih dengan penuh dengan ketidakpastian,” ungkap Jokowi.

Jokowi misalnya mengutip tiga lembaga keuangan global yaitu Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengenai prediksi perekonomian dunia akan mulai tumbuh positif pada 2021.

“Bahkan IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen, ini sebuah perkiraan yang sangat tinggi menurut saya. Bank dunia 4,2 persen, OECD 2,8-5,2 persen. Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya itu di atas pertumbuhan ekonomi dunia,” urai Jokowi.

Padahal lembaga-lembaga itu sebelumnya menyatakan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 akan selalu minus. IMF memprediksi  minus 2,5 persen, Bank Dunia menyatakan akan tumbuh minus 5 persen sedangkan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menilai pertumbuhan ekonomi akan minus 6-7,6 persen.

Lebih lanjut Jokowi pun meminta agar angka-angka indikator ekonomi makro dikalkulasi dengan cermat dan hati-hati optimis.”Harus optimis, tapi juga harus realistis dengan pertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini. Kita juga harus memastikan prioritas untuk 2021 dan juga pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor,” paparnya.

Sektor-sektor itu terutama reformasi di bidang kesehatan, reformasi pangan, energi, pendidikan dan juga percepatan transformasi digital. (rah/ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *