Akur Dengan Syukur
By Ust. Umar Faqihuddin SPdI
Syukuri hidayah, dari manapun jalan yang menghantarkan. Niscaya, hidayah selanjutnya akan bertambah.
Dan tak lain istiqomah. Adalah potongan-potongan puzle dari hidayah demi hidayah. Selanjutnya puzle akhir itu ditutup dengan husnul khotimah.
Memiliki orang tua yang sholihah. Lingkungan hidup yang ramah. Mendapatkan ilmu dari guru-guru dengan mudah. Komitmen dengan yang halal dalam nafkah.
Rangkaian suguhan yang begitu indah. Membuat iri iblis dan jenggah. Seperti irinya ketika melihat Nabiyullah Ayyub ‘Alaihissalam yang tekun beribadah.
Sekalipun nikmat yang didapat begitu berlimpah. Iblis mengajukan izin kepada Allah untuk mengguji agar goyah. Dengan segala manuver begitu lincah.
Hamba sholih yang berusaha lillah. Selalu punya jalur khusus yang menghubung dengan hidayah. Hingga tetap tertolong dalam rahmah.
Sadar biang ujian itu dari iblis yang bermanuver tanpa lelah. Segera kendaraan syukur dinaiki untuk menghadapi serangan dengan gagah.
Semua nikmat berlimpah berikut ibadah sebab hidayah. Dan itu semua anugerah. Hari Allah semata yang Maha Pemurah. Nikmat dan ujian semuanya lillah.
Bila pada saatnya nikmat itu harus berpulang kepada yang punya, berarti lumrah. Masih tersisa Allah yang Maha Kaya dengan sepenuh kuasanya tak berubah.
Saat syukur dengan diri akur, disetiap masalah dan musibah. Hidayah pun membersamai hamba yang sholih betah.