Ekonomi Minus 17,1%, Malaysia Resesi

Ilustrasi (Foto/detikcom)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Deretan negara mengalami resesi ekonomi terus bertambah. Pemerintah Malaysia menyampaikan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) berkontraksi untuk kedua kalinya di kuartal II 2020.

Dilansir dari TradingEconomics, ekonomi tercatat -16,5% (QtQ) pada triwulan kedua 2020. Di kuartal I, ekonomi sebelumnya -2%. Secara basis tahunan (YoY), ekonomi -17,1%. Namun di kuartal I, ekonomi masih positif 0,7%.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kondisi ini merupakan kontraksi ekonomi pertama sejak triwulan ketiga 2009 dan penurunan paling tajam sejak triwulan keempat tahun 1998. Pengumuman ini juga di luar ekspektasi sebelumnya, di mana ekonomi diramal -10%.

Terperosoknya Malaysia ke jurang resesi terkait dengan penguncian (lockdown) guna mencegah pandemi Covid-19 yang pada akhirnya menghancurkan ekonomi negara itu. Konsumsi rumah tangga merosot hingga 18,5% sementara investasi turun 28,9%.

Permintaan eksternal masih berkontribusi negatif ke PDB. Ekspor dan impor turun tajam. Di sisi lain jasa produksi, sektor jasa dan manufaktur mengalami kontraksi. Pertambangan dan konstruksi juga turun.

Di kawasan Asia Tenggara, selain Malaysia, negara yang sudah masuk ke resesi yaitu Singapura dan Filipina. Perekonomian Filipina mencatat rekor kontraksi terdalam pada kuartal II 2020. Pemerintah Filipina pun merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 sebagai dampak kebijakan lockdown akibat pandemi.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (7/8/2020), pertumbuhan ekonomi Filipina minus 16,5 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini berdasarkan data badan statistik nasional negara tersebut.

Adapun perekonomian Singapura mengalami kontraksi sebesar 42,9 persen (quarter to quarter) pada kuartal kedua tahun 2020. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura pun menyatakan, hal tersebut membuat perekonomian negerinya itu masuk ke dalam definisi resesi secara teknis.

Dikutip dari CNBC, Selasa (11/8/2020) data terkini PDB tersebut lebih buruk dibandingkan estimasi pemerintah. Berdasarkan proyeksi pemerintah yang didasarkan data April dan Mei, perekonomian Negeri Singa diproyeksi bakal merosot 41,2 persen secara pada kuartal II-2020 jika dibandingkan kuartal sebelumnya. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *