Vaksin Merah Putih Ditargetkan Siap Pakai 2022

Peneliti di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma. (Foto/Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id  – Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy mengatakan vaksin Merah Putih diharapkan siap untuk dipakai masyarakat pada 2022.

“Kita harapkan dapat penggunaan di kita itu sekitar 2022, itu harapan kita bersama untuk vaksin Merah Putih,” kata Neni dalam diskusi publik dalam jaringan “COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia”, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Neni menuturkan pengembangan vaksin Merah Putih merupakan upaya untuk kemandirian bangsa dari segi vaksin. Dalam rangka membangun kapasitas bangsa untuk pengembangan vaksin mulai dari riset awal sampai komersialisasi vaksin, Bio Farma bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk mengembangkan vaksin Merah Putih.

“Kita juga punya strategi di mana kita ingin mandiri dari segi produksi vaksin dari mulai risetnya sampai pada komersialnya, kita kerja sama dengan Eijkman,” ujarnya.

Lembaga Eijkman sebagai pemimpin dari konsorsium nasional untuk riset vaksin COVID-19 yang tentunya didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Vaksin Merah Putih dikembangkan berbasis rekombinan sub unit berbasis protein S (Spike) dan protein N dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang mengembangkan bibit vaksin Merah Putih dan diharapkan pada awal 2021, bibit vaksin itu diterima oleh Bio Farma. “Kita harapkan di awal 2021 kita sudah dapat serah terima ‘seed’-nya (bibit vaksin) dari Eijkman dan kemudian kita lakukan pengembangan lebih lanjut di Biofarma,” tutur Neni.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof. Amin Soebandrio menyebutkan vaksin yang dikembangkan perusahaan China Sinovac dan vaksin Merah Putih memiliki sejumlah perbedaan. Salah satu perbedaannya adalah platform dari vaksin tersebut. Vaksin Sinovac menggunakan virus utuh untuk antigennya, setelah dimatikan kemudian dimurnikan virusnya yang langsung digunakan sebagai antigen.

Sedangkan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman hanya menggunakan dua bagian virus penting dalam patogennya, yakni S protein dan M protein yang diberikan pada subjek. “Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan menggunakan hanya bagian tertentu dari virus, kami harapkan bisa mengurangi efek yang tidak diinginkan akibat protein langsung dari virus ini. Inilah harus dibuktikan oleh uji klinis 1,2, dan 3,” kata Amin seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis (13/08/2020). (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *