Hiasan Bagi Yang Pandai

Hiasan Bagi Yang Pandai adalah diam
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hiasan Bagi Yang Pandai

Saudaraku,
Pesan Nabi ﷺ kepada Sayyidina Ali رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ :

يَا عَلِيُّ : رَأْسُ الْعِبَادَةِ الصُّمْتُ إِلَّا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Wahai Ali: Pangkal ibadah adalah diam, kecuali dzikir kepada Allah.” (Kitab Washiyatul Mushthafa lil Imam Ali, hlm. 14)

Saudaraku,

Ada yang mengatakan, bahwa diam itu merupakan hiasan bagi orang yang pandai dan sebagai tirai bagi orang yang bodoh…

Saudaraku,
Diriwayatkan dari Nabi Isa bin Maryam عليه السلام,
Beliau عليه السلام berkata :

“Setiap perkataan yang bukan dzikir kepada Allah Ta’ala itu tidak ada gunanya.

Setiap diam yang bukan untuk berfikir adalah kelalaian.

Setiap pandangan yang bukan untuk mengambil pelajaran adalah sia-sia.

Maka, beruntunglah orang yang perkataannya adalah dzikir, diamnya adalah berfikir, dan pandangannya untuk mengambil pelajaran.”

(Kitab Lubabul Adab, Usamah bin Munqidz, Juz I, hlm. 79)

Saudaraku,
Kaum sufi kata Abu Husein al Nuri adalah manusia yang paling bijak di antara seluruh umat manusia. Ketika banyak orang memburu karunia Allah Azza wa Jalla, sang sufi justru banyak berdiam, menyendiri merindukan keintiman dengan Allah Azza wa Jalla…

Ketika banyak orang menampilkan kekuatannya, sang sufi menyendiri seraya berdoa, memohon kasih bagi mereka. Ketika sufi Bayazid al-Busthami dipukul anak muda dengan seruling, ia justru mengganti kerusakan seruling dengan sejumlah uang dan makanan…

Ketika Abu Hasan Busanji ditinju oleh seseorang, ia justru memaafkannya. Ketika Abu Ali Rudbari dipukul kepalanya oleh seseorang dengan kendi, ia malah menghiburnya, hingga orang itu lupa akan rasa malunya dan kembali riang…

Saudaraku,
Semua itu dimungkinkan karena jalan yang ditempuh kaum sufi adalah jalan menuju cinta-Nya. Jalan cinta ini bukan melalui pemikiran, melainkan jalan penghayatan dan pengamalan jiwa yang bergerak tiada batas ( la nihayata lah).

Allah Azza wa Jalla didekati melalui cinta, dan hanya melalui keagungan dan rahmat illahi, intimasi ( al-uns) bersamanya bisa tercapai…

Saudaraku,
Para guru sufi senantiasa membangkitkan sebuah sikap persahabatan yang saling menguntungkan dan pelayanan ( khidmah) kepada sesama umat manusia tanpa beda serta mendukung perkembangan kualitas-kualitas yang tersimpul dalam potensi setiap individu…

Sikap dan perilaku para sufi diikuti oleh perasaan cinta yang sejati, seperti yang terungkap secara heroik dalam kata-kata Abu Hasan al-Kharaqani, sekiranya, aku dapat mati demi semua umat manusia, sehingga aku tidak perlu menunggu kematian…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berdiamnya adalah berfikir dan berkatanya adalah berdzikir untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *