JAKARTA, hajinews.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kemungkinan untuk memberikan tekanan kepada lebih banyak perusahaan China, seperti raksasa teknologi Alibaba, setelah mengancam memblokir TikTok.
Saat ditanya dalam konferensi pers mengenai kemungkinan perusahaan lainnya milik China, seperti Alibaba, untuk dilarang di AS, Trump menjawab, “Ya, kami sedang melihat yang lainnya,” dikutip dari Reuters, Ahad (16/8/2020).
Trump telah memberi tekanan pada perusahaan milik China, termasuk melarang pengoperasian layanan aplikasi video pendek TikTok di Amerika Serikat.
Amerika Serikat meminta pemilik aplikasi tersebut, ByteDance, untuk melepaskan operasi TikTok di AS dalam waktu 90 hari, kebijakan terbaru untuk meningkatkan tekanan atas kekhawatiran tentang keamanan data pribadi pada aplikasi tersebut.
Trump, yang mengubah hubungan perdagangan AS-China sebagai tema utama dalam masa kepemimpinannya sebagai presiden, sangat kritis terhadap China namun juga melakukan pembelian produk pertanian China, seperti kedelai dan jagung, sebagai bagian dari perjanjian perdagangan yang dicapai akhir tahun lalu.
Sementara itu di Indonesia, pemerintah tidak akan ikut melarang penggunaan aplikasi media sosial TikTok, menyusul kebijakan beberapa negara yang menutup akses terhadap perusahaan teknologi asal China itu dengan alasan keamanan dunia maya (cyber security).
“Indonesia mengikuti secara seksama berbagai kebijakan negara lain terkait penutupan aplikasi TikTok dengan alasan keamanan. Namun, Indonesia tidak akan serta merta melakukan tindakan serupa hanya karena negara-negara lain melakukan,” kata Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Grata Endah Werdaningtyas, Jumat (7/8/2020). (rah/ant/rtr)