Harus Diperbaiki, BPOM Temukan Masalah Obat COVID-19 Unair

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito. (istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa berdasarkan inspeksi BPOM terhadap proses uji klinik obat COVID-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair), terdapat beberapa catatan gap riset mulai dari kategori kritis, mayor sampai minor.

“Dikaitkan dengan uji klinik dari obat kombinasi yang dilakukan tim Unair ini, dalam inspeksi 28 Juli 2020, kami temukan beberapa gap yang sifatnya kritis, mayor dan minor,” ujar Kepala BPOM Penny Kusumastuti  Lukito dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Penny, gap kritis itu dampaknya terkait validitas dari proses uji klinik obat COVID-19 Unair yang didukung TNI AD dan BIN tersebut. Validitas hasil inspeksi itu menjadi perhatian BPOM.

Penny menyebutkan BPOM menerima konfirmasi bahwa tim periset Unair siap melakukan perbaikan-perbaikan agar obat COVID-19 buatan anak bangsa itu nantinya dapat dipakai masyarakat dengan jaminan keamanan produk.

Dia menegaskan, sejatinya dalam penelitian sudah terbiasa dengan masukan sehingga obat COVID-19 dari Unair itu dapat terus dikembangkan dengan perbaikan di beberapa hal.

“Sebetulnya biasa juga dalam penelitian seperti itu ada hal yang harus dilaporkan, dikoreksi, disampaikan ke pemberi izin, yang memberi izin, memonitor inspeksi, koreksi dan nanti ada perbaikan harus disampaikan yang memberi izin BPOM ini,” jelas Penny.

Selanjutnya Penny memberi apresiasi kepada tim peneliti dan sponsor untuk obat COVID-19. “Kami sampaikan apresiasi untuk Unair dan inisator penelitian. Ini upaya bersama untuk menemukan obat menghadapi krisis pandemi COVID-19. Tugas BPOM adalah mendampingi memastikan obat dan vaksin yang aman, bermutu, memberikan efek khasiat,” katanya.

Dia menambahkan, BPOM memberi pendampingan perizinan untuk obat tersebut sebagai bagian pelayanan publik untuk mempercepat berakhirnya krisis COVID-19. “Kami menujukkan berbagai upaya percepatan pemberian izin emergensi terhadap beberapa obat yang digunakan untuk obat, terapi, bagi para petugas teknis dokter yang memberi pengobatan terapi pada pasien COVID-19,” urainya.

Namun, sambung Penny, tugas BPOM juga melindungi masyarakat sehingga perizinan dilakukan dengan seksama agar produk yang dipakai masyarakat tidak membahayakan dan memenuhi persyaratan keamanan.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan terdapat polemik di masyarakat terkait temuan obat Corona Unair itu. “Kami memonitor memang ada dinamika dan polemik di masyarakat. Tapi memang segala macam upaya yang ditempuh untuk mendapatkan vaksin, itu memang harus dilakukan,” kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (19/8/2020).

Dasco menyebut pembuatan obat maupun vaksin Covid-19 tentu lewat lembaga yang terpercaya. “Yang membuat vaksin ini juga bukan lembaga yang tidak kredibel. Di situ ada lembaga akademis seperti Unair ada TNI dan BIN,” ucapnya.

Untuk menghindari polemik, Dasco mengusulkan dilakukan uji pembanding terhadap obat Covid-19 temuan Unair. “Supaya polemiknya tidak berkepanjangan kami sarankan memang ada nanti semacam uji pembanding agar kemudian apa yang akan kemudian dicapai dengan vaksin ini bisa tercapai, tanpa menuai polemik lebih banyak lagi di masyarakat,” kata dia. (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *