Kufur Nikmat Membawa Sengsara

Kufur Nikmat Membawa Sengsara
foto : ilustrasi ( unsplash)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kufur Nikmat Membawa Sengsara

Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa suatu kali hujan turun di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam. Lalu Nabi bersabda, ”Pagi ini, di antara manusia ada yang bersyukur, namun ada juga sebagian yang kufur. Mereka (yang bersyukur) berkata, ”Hujan ini adalah rahmat dari Allah.” Namun sebagian lagi (yang kufur) berkata, ”Memang benar (hujan turun karena) bintang ini dan bintang itu.” (HR Muslim)

Meski kasus di atas terkait dengan hujan, namun kaidah ini berlaku untuk segela jenis nikmat yang Allah turunkan. Untuk setiap karunia yang Allah berikan, selalu menjadi ujian untuk memisahkan dua golongan, golongan orang yang bersyukur, dan golongan orang yang kufur.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dikatakan kufur atas nikmat Allah, karena mereka mengalamatkan asal nikmat dan rezeki yang disandangnya kepada selain Allah. Bahwa rezeki datang karena kerja kerasnya, harta berlimpah karena kepiawaian dalam bisnisnya, atau karena semata-mata kondisi ekonomi sedang bagus-bagusnya. Apalagi jika mengalamatkan rezeki diperoleh berkat jimat, pertolongan leluhur, mendatangi dukun atau sesaji yang dilakukannya.

Sebagian lagi yang kurang, atau bahkan tidak bersyukur, mereka tidak peka atas nikmat yang tertuju kepadanya. Mereka tidak menyadari tiap nikmat yang melekat pada dirinya. Karena fokus pikirannya hanya tertuju pada apa-apa yang belum dimiliki. Mereka baru sadar, ketika nikmat itu dicabut atau hilang dari genggaman. Inilah karakter kebanyakan manusia sebagaimana yang difirmankan Allah, ”Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya” (QS al-’Adiyaat 6)

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah menyebutkan bahwa maksud ’lakanuud’ (sangat ingkar) adalah yang suka mengingat musibah, namun melupakan nikmat.” Saat musibah datang, atau ada sesuatu yang hilang darinya, maka seakan ia tak pernah memiliki apa-apa selain yang hilang itu. Maka bagaimana Allah akan memberikan nikmat tambahan jika mereka hanya memandang nikmat dengan sebelah mata? Bagaimana pula mereka akan bahagia jika mereka tak mampu mendeteksi segala nikmat yang disandangya? Begitulah siksa bagi orang yang kufur atas nikmat Allah di dunia, sebelum nantinya merasakan pedihnya siksa di akhirat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *