BRI: Restrukturisasi Kredit Capai Rp200 Triliun Akhir Tahun

Foto ilustrasi gedung BRI Pusat. (Dok. Annual Report)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Direktur Manajemen Risiko PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBk Agus Sudiarto memperkirakan total nilai restrukturisasi kredit perseroan sampai akhir tahun akan mencapai Rp200 triliun.

“Kita memperkirakan sampai dengan akhir tahun angka restrukturisasi kredit yang saat ini Rp182 triliun kurang lebih bisa di Rp200 triliun. Jadi kurang lebih 20-an persen dari portofolio BRI yang terdampak COVID dan kita restrukturisasi,” ujar Agus di Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Agus menuturkan per 10 Agustus 2020 lalu BRI melakukan restrukturisasi 2,9 juta debitur senilai Rp182,8 triliun. Sektor mikro dan kecil merupakan yang terbesar, sedangkan sektor konsumer dan menengah masing-masing mencapai 42 ribu nasabah dan 140 ribu nasabah yang direstrukturisasi.

“Kami perkirakan puncak restrukturisasi ini sudah selesai di bulan Mei dan Juni. Juli masih ada restrukturisasi tapi relatif kecil dan di Agustus hanya menyisakan debitur-debitur korporasi yang sebetulnya sudah kita lakukan putusan di komite, hanya tinggal masalah dokumentasi legal. Kita berharap COVID-nya tidak berkepanjangan,” terang Agus.

Terkait rasio kredit bermasalah atau NPL, saat ini NPL perseroan tercatat 2,98 persen per Juni 2020. Untuk mempertahankan NPL di kisaran 3 persen, lanjut Agus, perseroan akan mengelola portofolio kredit eksisting dan juga mendapatkan portofolio kredit baru.

“Yang sudah ada kita monitoring dengan ketat. Kita lakukan upaya-upaya preventif terhadap debitur terdampak COVID meski sudah ada restrukturisasi Rp183 triliun untuk lebih dari 2,9 juta debitur itu, tetap musti kita review,” jelasAgus.

Adapun terhadap debitur yang baru, manajemen akan sangat berhati-hati dalam mengambil portfolio baru dengan melihat sektor usaha dan juga wilayahnya, serta berbagai kriteria lainnya.

“Sejauh ini beberapa debitur yang kita ambil adalah debitur yang baik, yang kira-kira bisa memberikan manfaat kepada kita, terutama debitur UMKM khususnya di sektor mikro. Karena pertumbuhan di sektor mikro lebih tinggi dibandingkan sektor lain di BRI,” ungkapnya. (rah/ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *