Lima Mitos Diet yang Sering Jadi Hoaks

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID – Beragam jenis diet untuk menurunkan berat badan rela dilakukan seseorang selama beberapa waktu. Tapi sayangnya, masih banyak pula mitos diet yang beredar hingga kini.

Dari mulai menjalani diet keto hingga intermitten fasting, ada mitosnya masing-masing. Anda harus memilah mitos diet atau memang fakta agar tak merugikan diri sendiri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun menurut Senior Director, Worldwide Nutrition Education & Training Susan Bowerman, tak sedikit masyarakat sulit membedakan mitis diet yang beredar di media sosial. Lebih-lebih mitos itu malah jadi hoax.

Nah, berikut lima mitos diet yang seharusnya ditinggalkan saja agar Anda nyaman melakukan gaya hidup sehat. Simak penjelasan selengkapnya, ditulis Selasa (25/8/2020).

Diet ketogenik lebih sehat untuk menurunkan berat badan

Jika seseorang menjalani diet ketogenik atau diet keto, dituntut untuk makan lebih sedikit karbohidrat, sumber protein sedang, namun mengandalkan makanan tinggi lemak.

Nah, mitos diet keto disebut-sebut lebih sehat daripada diet lainnya. Padahal, karbohidrat, protein juga lemak tetap dibutuhkan dalam batas porsi sewajarnya.

Cleansing diet minum jus saja

selama ini orang percaya bahwa minum jus sama sehatnya dengan makan buah atau sayuran yang tak diolah lebih dulu. Bahkan minum jus diandalkan sebagai metode cleansing diet. Cara ini ternyata salah, karena sayur atau buah pada dasarnya tidak mengandung protein, sehingga Anda tidak dapat mempertahankan massa otot tubuh.

Makan karbo bikin berat badan bertambah

Saat diet, bukan berarti Anda meninggalkan makanan yang mengandung karbohidrat loh. Karbohidrat juga tidak bisa disalahkan atas penambahan berat badan. dalam sehari, tubuh tetap membutuhkan 40 persen asupan karbohidrat sehat, seperti sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian. Juga barengi dengan mengonsumsi asupan kalsium, zat besi, serat dan vitamin B untuk tubuh.

Puasa intermiten adalah istilah umum untuk berbagai jadwal waktu makan selama periode waktu tertentu. Penting untuk diperhatikan bahwa tidak semua ornag bisa menurunkan berat badan dengan cara puasa. Misalnya pada orang dengan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes harus menghindari intermitten fasting. Karena dengan berpuasa

intermiten, dapat menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan menyebabkan kelainan risiko elektrolit.

Diet harus makan rendah lemak

Keberadaan lemak sangat penting bagi tubuh kita untuk tetap sehat, karena membantu membangun membran sel dan hormon, serta membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Nah, banyak diet rendah lemak yang hanya menggantikan kalori lemak dengan karbohidrat dan gula. Bahkan berdasarkan penelitian, dalam jangka panjang diet rendah lemak ini tidak membuat diet Anda berkualitas.

(sumber: okezone)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *