Resesi, OJK: Siap-siap Kuartal III 2020 Minus 2 Persen

(Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 mencapai minus dua persen dengan mencermati perkembangan dampak pandemi COVID-19 sejauh ini.

“Triwulan III, kalau kegiatan ekonomi masih terbatas dan kasus masih banyak, siap-siap bisa minus dua persen,” kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara di Jakarta, Senin (7/9/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jika kuartal III 2020 minus dua persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.

Apabila pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal itu negatif, lanjut dia, akibatnya angka kemiskinan akan naik kisaran 2-5 juta orang karena banyak karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Aktivitas ekonomi yang terbatas juga mendorong pengangguran yang diperkirakan naik kisaran 3-5 juta orang.

Tirta menambahkan banyak rumah tangga mengalami kesulitan keuangan dengan 22 persen pekerja yang merupakan kepala rumah tangga kehilangan mata pencaharian.

Untuk menutupi itu, lanjut dia, sebanyak 43 persen pekerja menggunakan tabungan untuk mempertahankan daya beli. “Jika tabungan mulai terbatas, mulai menjual asetnya misalnya emas,” jelasnya.

Sisanya, lanjut dia, sebanyak 15 persen menjual aset, gadai aset 8 persen, pinjam koperasi 19 persen, pinjam bank 6 persen, dan pinjaman daring 1 persen. Pemerintah saat ini menggenjot stimulus fiskal yakni belanja melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dianggarkan mencapai Rp695,2 triliun.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut dari total anggaran tersebut sudah dialokasikan Rp679 triliun. Hingga 26 Agustus 2020, realisasi PEN mencapai Rp192,53 triliun dari Rp695,2 triliun atau sekitar 27,7 persen.

Saat ini sejumlah negara sudah resmi masuk dalam resesi karena tekanan ekonomi selama pandemi COVID-19. Di Indonesia, meski belum masuk resesi namun kemungkinan besar untuk mengalami hal serupa diprediksi terjadi pada kuartal III-2020 ini.

Resesi diartikan sebagai penurunan pertumbuhan ekonomi hingga negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencatat minus 5,32 persen pada kuartal II, meski masih positif 2,97 persen di kuartal I.

Kemungkinan Indonesia masuk resesi karena prediksi sejumlah pihak yang menyebut ekonomi kuartal III akan kembali negatif. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 antara minus dua persen hingga nol persen. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar