Terobosan, UI Kembangkan Vaksin DNA dan RNA untuk COVID-19

Ilustrasi - Botol berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik. (Dok. Antara/Reuters)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Universitas Indonesia (UI) saat ini tengah mengembangkan vaksin dengan tiga platform, salah satunya vaksin DNA untuk pandemi virus Corona (COVID-19).

“Jadi, yang kami kembangkan adalah vaksin DNA, RNA dan virus-like particle,” ujar Budiman Bela, peneliti utama dalam tim pengembangan vaksin COVID-19 di UI kepada Antara di Jakarta, Kamis (10/9/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Budiman belum ada yang mengembangkan vaksin DNA sebagai vaksin Merah Putih yang bibit vaksinnya diteliti dan dikembangkan di dalam negeri.

Dia menjelaskan, vaksin DNA dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan vaksin dan akan menjadi investasi di awal terkait penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang vaksin DNA, sehingga diharapkan bisa membuat vaksin dengan lebih cepat ketika ada pandemi di masa akan datang.

“Ini sengaja kami kembangkan sebagai salah satu alternatif platform dan kalau memang berhasil kita kembangkan, maka di masa akan datang kalau ada pandemi kita tidak menunggu lama, kita bisa bikin vaksin cepat, sebenarnya harapan kami adalah lebih ke investasi di masa depan, walaupun bisa jadi saat ini membantu, siapa tahu memang dia benar bisa bermanfaat,” terangnya.

Jika bibit vaksin DNA bisa diperoleh, perusahaan vaksin dapat berinvestasi untuk mengembangkan lebih lanjut atau scale up vaksin untuk dipersiapkan untuk uji klinis.

Saat ini, proses vaksin DNA sedang diujicobakan di hewan coba untuk pembuktian “proof of concept” untuk melihat apakah vaksin itu benar-benar bisa menginduksi respons imun protektif yang dibutuhkan.

“Kenapa kami memilih vaksin DNA? Karena vaksin ini termasuk yang paling cepat bisa dibuat. Jadi sekarang ini sedang diujicobakan di hewan coba,” ujarnya.

Budiman menuturkan tantangan dari vaksin DNA adalah sistem pengantaran DNA agar DNA bisa masuk ke dalam inti sel, sehingga bisa menginduksi respons imun yang protektif, yang bisa memberikan perlindungan untuk mencegah virus SARS-CoV-2 menginfeksi.

Masuknya DNA ke dalam inti sel tidak gampang. Ketika vaksin DNA disuntikkan ke dalam tubuh manusia, DNA berada di luar sel. Untuk masuk ke dalam sel, DNA harus menembus membran sitoplasma atau membran luar dari sel. Setelah masuk ke dalam sitoplasma sel, DNA harus menembus lagi membran inti sel yang tidak membelah.

“Untuk DNA bisa masuk ke dalam inti sel, menembus dinding inti sel inilah tantangannya. Kalau sel kita sedang membelah, DNA bisa masuk ke dalam inti sel, tapi problemnya adalah sebagian besar sel kita berada dalam keadaan tidak membelah, jadi dinding inti sel masih utuh, inilah tantangan paling besar daripada delivery DNA ke dalam inti sel yang tidak membelah,” terangnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, UI sudah mengembangkan sistem pengantarannya (delivery sistem) dan akan mengujicobakan pemanfaatannya untuk vaksin DNA. “Kita juga berhasil mengembangkan sistem penghantaran DNA ke dalam sel yang tidak membelah, kita akan coba menggabungkan itu apakah dengan kalau kita gabungkan efisiensi DNA ini menjadi lebih bagus, ini yang ingin kita lihat hasilnya,” ujarnya.

Selain pembuatannya lebih mudah, Budiman menambahkan, vaksin DNA dinilai relatif stabil. “Kalau kita bawa ke mana-mana dia (vaksin DNA) tidak mudah rusak, berbeda dengan protein rekombinan atau dalam bentuk mRNA itu relatif lebih mudah rusak dibanding DNA kalau kena suhu naik turun,” kata dia.

Sementara itu, Bio Farma sudah dipastikan bakal menerima bulk atau konsentrat vaksin Covid-19 Ready to Fill (RTF) vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai dengan Maret 2021 mendatang. Kepastian ini, ditandai dengan penandatanganan Prelimenary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine, yang dilaksanakan pada 20 Agustus 2020 di Hainan-China.

Pengiriman bulk dari Sinovac ini, akan dibagi kedalam skema, 10 juta dosis pertama Bulk Vaksin Covid-19 akan dikirim pada bulan November 2020. Kemudian pada Desember 2020 akan dikirim kembali sebanyak 10 juta dosis bulk. Akan diteruskan pada Januari 2021-Maret 2021, masing–masing 10 juta dosis bulk per bulan. Sehingga, jumlah total bulk vaksin yang akan diterima oleh oleh Bio Farma sejak November 2020 hingga Meret 2021, sebanyak 50 juta dosis bulk vaksin Covid-19.

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana KPEN Erick Thohir menyatakan, dalam agreement tersebut, Bio Farma tak hanya sekadar mengolah dan mendistribusikan saja, tetapi juga ada unsur transfer teknologi. “Dalam kunjungan ini kita ingin memastikan transformasi dari industri kesehatan kita, di mana Bio Farma kerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, bahwa menyepakati dengan Sinovac dalam hal transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digaris bawahi,” ujar Erick, Kamis (10/9/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar