Otoritas China Hancurkan 16 Ribu Masjid di Xinjiang

ribuan masjid di xinjiang dihancurkan
Muslim Uighur di Xinjiang
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID,- Sebuah laporan dari lembaga konsultan di Australia pada Jumat (25/9/2020) menyebutkan otoritas China telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang.

Itu merupakan laporan terbaru tentang pelanggaran HAM yang terus meluas di wilayah dirundung konflik tersebut. Kelompok-kelompok HAM mengatakan, lebih dari 1 juta warga Uighur dan orang-orang Muslim yang sebagian besar berbahasa Turki, ditahan di kamp dan para penduduk dipaksa menghentikan kegiatan tradisional dan keagamaan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sekitar 16.000 masjid telah hancur atau rusak, menurut laporan Australian Strategic Policy Institute (ASPI) berdasarkan citra satelit yang mendokumentasikan ratusan situs suci itu.

Sebagian besar penghancuran terjadi dalam 3 tahun terakhir, dan diperkirakan 8.500 masjid hancur total, kata laporan itu, yang mencantumkan kerusakan lebih banyak terjadi di luar pusat kota Urumqi dan Kashgar.

Banyak masjid yang lolos dari penghancuran total telah dicopot kubah dan menaranya, menurut penelitian itu, yang memperkirakan kurang dari 15.500 masjid utuh dan rusak dibiarkan berdiri di sekitar Xinjiang.

Jika laporan itu benar adanya, akan menjadi jumlah terendah rumah ibadah Muslim di wilayah tersebut sejak dekade pergolakan nasional yang dipicu Revolusi Kebudayaan pada 1960-an.

Sebaliknya, tidak ada gereja Kristen dan kuil Buddha di Xinjiang yang rusak atau hancur, dari pantauan lembaga tersebut. ASPI juga mengatakan, hampir sepertiga dari situs suci utama Islam di Xinjiang – termasuk tempat suci, makam, dan rute ziarah – telah dihancurkan.

Sementara itu investigasi AFP bulan lalu menemukan puluhan kuburan telah dihancurkan di wilayah tersebut. Tulang-tulang manusia dan batu bata dari makam yang rusak pun berserakan di tanah. Meski begitu China bersikeras penduduk Xinjiang mendapatkan kebebasan beragama sepenuhnya.

Saat ditanya tentang temuan itu pada Jumat (25/9/2020), Kementerian Luar Negeri China mengatakan, lembaga penelitian itu “tidak memiliki kredibilitas akademis” dan membuat “laporan anti-China serta kebohongan anti-China”.

Juru Bicara Kemenlu China Wang Wenbin mengatakan, ada sekitar 24.000 masjid di Xinjiang. “Jumlah total masjid di Xinjiang lebih dari 10 kali lipat jumlah di Amerika Serikat (AS), dan jumlah rata-rata masjid per orang Muslim-nya lebih tinggi di beberapa negara Muslim,” kata Wang dalam jumpa pers yang dikutip AFP.

Laporan yang dipublikasikan kemarin muncul sehari setelah ASPI mengatakan, telah mengidentifikasi jaringan pusat penahanan di wilayah itu jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Beijing mengatakan, jaringan kampnya adalah pusat pelatihan kejuruan, yang diperlukan untuk melawan kemiskinan dan anti-ekstremisme. (sumber afp).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *