Jakarta, Hajinews.id – Media Malaysia, The Edge Markets menyoroti kebijakan pemerintah dalam penanganan virus corona atau Covid-19. Pasalnya, daya beli baru akan bangkit namun pemerintah kembali menerapkan pembaruan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sementara, berdasarkan survei menunjukkan bahwa orang Indonesia sangat pesimis karena negara melaporkan jumlah kasus Covid-1 bertambah setiap beberapa hari.
Terkait hal ini, ekonom PT Bahana Sekuritas menilai, saat ini masyarakat cenderung menahan diri untuk tidak belanja karena tidak tahu sampai kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Apalagi juga adanya PSBB sehingga aktivitas masyarakat menjadi terbatas.
“Karena masih dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi, masyarakat kelas menengah akan terus menahan diri untuk tidak membeli dan menabung,” ujarnya di Jakarta, pada pekan ini.
Sementara itu, Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono mengatakan, semua pelaku usaha tidak ada yang tidak terdampak dari pandemi Covid-19.
Untuk itu, saat ini di tengah pandemi Covid-19, Sutrisno mengatakan kebutuhan utama dari pelaku usaha adalah meningkatkan daya beli.
“Saat ini yang menjadi kebutuhan utama dari pelaku usaha itu adalah meningkatkan daya beli. Karena daya beli itu adalah utama,” katanya.
Lanjut dia, jika tidak ada daya beli, maka pelaku usaha tidak bisa berproduksi. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan daya beli.
“Ya, meningkatkan daya beli itu sangat penting ya. Biar pelaku usaha bisa terus produksi,” ucapnya.
Namun, menurut dia, yang menjadi masalah di lapangan adalah masih banyaknya keraguan dari pelaku usaha. Terlebih masih terhambatnya ketika mereka berhubungan dengan pihak perbankan.
“Jadi transmisi dari pusat ke daerah yang tidak begitu smooth. Oleh karena itu kita memang minta agar di sisi moneter itu ada proses yang lebih cepat,” tukasnya. (mh)