Omnibus Law UU Ciptaker Dinilai Bikin Kegaduhan

Presidium KAMI, Gatot Nurmantyo. Foto: Detik.com/ Yudha Maulana
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menilai pemerintah telah membuat kegaduhan dengan mengesahkan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Pasalnya, pasca aturan sapu jagat tersebut disahkan terjadi gelombang protes menolak UU tersebut karena telah merugikan masyarakat, terutama kaum buruh.

Sampai saat ini terjadi aksi demontrasi menolak UU Ciptaker. Hampir dua Minggu gerakan massa menolak ‘UU Cilaka’ itu terjadi. Massa medesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Peprppu) untuk membatalkan UU Ciptaker.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diketahui, berbagai elemen masyarakat kecewa dengan langkah pemerintah dan DPR RI yang maraton mengesahkan UU Ciptaker. Bahkan, ketok palu UU tersebut dimajukan yang semula direncanakan pada sidang paripurna 8 Oktober 2020 menjadi 5 Oktober 2020, pada malam hari.

Ironisnya, pemerintah dan DPR RI tidak mendengarkan masukan masyarakat, terutama buruh, dalam perumusan UU Ciptaker. Maka, tidak heran begitu disahkan, terjadi penolakan besar-besaran yang terjadi saat ini. Kericuhan pun terjadi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan momentum tersebut.

”Tiba-tiba saja diproses, dan seperti siluman, dalam arti tidak transparan. Ini menimbulkan pertanyaan. Satu dua hari sebelumnya, presiden blang jangan buat kegaduhan. Justru inilah yang buat kegaduhan,” ujar Gatot saat diwawancara oleh Refly Harun yang diunggah di kanal YouTube, Kamis (15/10/2020).

Terkait KAMI dituduh berada di balik aksi demonstrasi buruh dan mahasiswa tolak UU Ciptaker yang berbuntut kericuhan, Gatot membebaskan orang memiliki persepsi seperti itu. Akan tetapi, dia menegaskan mendukung massa menyuarakan aspirasi dalam penolakan UU Ciptaker, meski KAMI tidak ikut.

“KAMI selalu menyuarakan hati rakyat. Dukungan KAMI adalah dukungan moral, tapi kami tidak ikut. Kalau perorangan ya silakan. Tapi KAMI dituduh ada di balik demo, bahkan dituduh mendesain aksi radikal. Sebenarnya gak perlu repot-repot menuduh, ada BIN, ada Polri. Pelaku pembakaran kan bisa dilihat di CCTV, mudah saja,” tukasnya. (mh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar