Sejarah dan Asal-Usul Redaksi Bacaan Tahlilan di Indonesia, Ternyata Inilah Pencetusnya

Sejarah dan Asal-Usul Redaksi Bacaan Tahlilan di Indonesia, Ternyata Inilah Pencetusnya
buku tahlil
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Sejarah dan Asal-Usul Redaksi Bacaan Tahlilan di Indonesia, Ternyata Inilah Pencetusnya

Hajinews.idInilah sejarah dan asal-usul redaksi bacaan tahlilan di Indonesia. Pencetusnya adalah seorang waliyullah berpangkat wali qutub. Siapa dia?

Selama ini kita sering mendapatkan sejarah tentang tahlilan dari berbagai buku maupun media sosial. Kebanyakan mengatakan bahwa tradisi tahlilan itu adalah peninggalan ajaran Hindu Budha, terutama tahlilan yang dimaksud adalah di Indonesia. Akan tetapi apabila secara logika dasar pun, apakah mungkin orang Hindu atau Budha melakukan tahlilan? Sedangkan tahlilan itu berasal dari hallala, yuhallilu, tahlilan, yang artinya membaca kalimat tahlil atau La Ilaha Illallah?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tahlilan

merupakan tradisi kaum Muslim Ahlussunnah wal jama’ah yang selalu dilakukan untuk mendo’akan orang yang telah meninggal dunia. Di masyarakat kita sendiri, tahlilan adalah sebuah acara yang biasa dilakukan, tidak hanya dilakukan hanya ketika ada acara kematian saja. Bahkan seperti di acara arisan, reuni, rutinan yasinan di malam jum’at, acara syukuran dsb.

Di masyarakat kita (muslim) sendiri berkembang pemahaman bahwa setiap perkumpulan yang dimana isinya membaca kalimat toyyibah secara bersama-sama itu dinamakan tahlilan atau majlis tahlil. Waktu yang digunakan biasanya dimulai dengan muqaddimah, kemudian tawassul, pembacaan tahlil dan ditutup do’a. Sehingga rasanya aneh apabila dipahami bahwa peninggalan Hindu-Budha. Ternyata ada buku yang ditulis oleh KH. Mohammad Danial Royyan yang berjudul “Sejarah Tahlil” yang diterbitkan tahun 2013 yang berisi tentang sejarah tahlil, kumpulan bacaan tahlilan, talqin dsb. Ternyata di dalam buku tersebut ada sejarah mengenai Tahlilan yang biasa kita temukan di Masyarakat kita.

Di dalam buku tersebut menguak bahwa tradisi bacaan Tahlil sebagaimana yang dilakukan kaum muslimin Indonesia sekarang itu sama atau mendekati dengan tahlil (tahlilan) yang dilakukan oleh kaum muslimin di Yaman. Hal itu dikarenakan tahlil yang berlaku di Indonesia ini dahulu disebarkan oleh Wali Songo. Lima orang dari Wali Songo itu adalah termasuk Habib (Keturunan Nabi SAW) dengan marga Ba’alawy yang berasal dari Hadramaut Yaman, terutama dari Kota Tarim.

Namun ada sedikit perbedaan, yaitu jika di Yaman terdapat tawassul doa kepada Wali Quthub yang bernama Sayyid Muhammad bin Ali Ba’alawi yang terkenal dengan al-Faqih al-Muqaddam. Sedangkan di Jawa mengikuti Thariqoh Qodiriah, yang Wali Quthubnya adalah Syaikh Abdul Qodir al-Jailani. Hanya berbeda pada Tokoh Tawassul Wali Quthub nya, untuk bacaannya sama saja.

Ulama berbeda pendapat tentang siapa yang pertama kali menyusun rangkaian tahlil dan mentradisikannya. Hal ini pernah dibahas dalam forum Bahtsul Masail oleh para Kiai Ahli Thoriqoh. Sebagian mereka berpendapat bahwa yang pertanya menyusun tahlil (bacaan tahlilan) adalah Sayyid Ja’far al-Barzanji, dan sebagian lain berpendapat, bahwa yang menyusun tahlil pertamakali adalah Sayyid Abdulloh bin Alwi al-Haddad.

Pendapat yang paling kuat dari dua pendapat tersebut adalah pendapat bahwa yang menyusun tahlil (bacaan tahlil) pertama kali adalah Imam Sayyid Abdulloh bin Alwi al-Haddad, karena Imam al-Haddad yang wafat pada tahun 1132 H lebih dahulu daripada Sayyid Ja’far al-Barzanji yang wafat pada tahun 1177 H.

Jadi sebenarnya tahlilan itu sebuah istilah yang dipakai oleh orang Indonesia untuk menamai sebuah majelis yang berisi pembacaan kalimat toyyibah, surat-surat Al-Qur’an, Tahlil dan ditutup dengan Do’a, yang dilakukan secara bersama-sama.

Sumber : Harakah

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *