Pajang Karikatur Cabul Erdogan, Turki: Majalah Prancis Charlie Hebdo Sebarkan Rasisme dan Kebencian

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Dok Net
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Majalah Mingguan Charlie Hebdo memajang karikatur cabul Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki bereaksi keras dan menyebut majalah Prancis itu telah menyebarkan rasisme dan kebencian.

Karikatur Presiden Turki tersebut diunggah pada Selasa, (27/10/2020) malam lewat akun Twitter @Charlie_Hebdo_. Presiden Erdogan digambarkan sedang duduk di kursi hanya dengan menggunakan kaus dan celana dalam, dan memegang kaleng minuman, serta mengangkat gaun seorang wanita berjilbab.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ooh, nabi!” tulis Charlie Hebdo dalam sampul majalah itu dengan menambahkan kalimat “Erdogan-dia sangat menyenangkan secara pribadi.”

Unggahan tersebut langsung direspons oleh warganet. Hingga berita ini diturunkan, Cuitan yang berisi karikatur Erdogan cabul di-retweet lebih dari 10.000 kali dan mendapat 17.500 likes.

Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun melalui akun Twitter-nya @fahrettinaltun, secara tegas mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan upaya untuk menyebarluaskan kebencian.

“Charlie Hebdo baru saja menerbitkan serangkaian yang disebut kartun penuh dengan gambar tercela yang konon adalah Presiden kita. Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budaya,” tulis Fahrettin Altun, Rabu (28/10/2020).

Fahrettin juga menyebut bahwa kartun tersebut merupakan produk dari lingkungan budaya xenophobia, Islamophobia, dan intoleran seperti yang diinginkan oleh pemimpin Prancis untuk negaranya.

Unggahan karikatur Erdogan di Charlie Hebdo juga menuai banyak kritikan dari warganet.

“Ini bukanlah kebebasan, bukan kebebasan berpikir atau apapun. Ini adalah ketidakjujuran,” tulis netizen.

Sebelumnya, majalah yang sering memuat gambar kontroversial itu menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW. Kartun tersebut dipertontonkan oleh guru Bahasa Prancis Samuel Paty kepada murid-muridnya, yang pada akhirnya guru tersebut terbunuh pada 16 Oktober lalu di dekat sekolahnya. (mh)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar