Jakarta, Hajinews.id – Kampanye boikot produk-produk Prancis di dunia berimbas pada perekonomian negara yang dipimpin Presiden Emmanuel Macron, mengalami kerugian hingga USD 22 miliar.
Mengutip Shafana, Kamis (29/10/2020), direktur Pusat Studi dan Riset Ekonomi Teluk, Abdulaziz Al-Muzaini memperkirakan ekonomi Prancis akan mengalami kerugian besar yang diperkirakan sekitar USD 22 miliar (hanya untuk negara-negara Teluk), jika boikot berlanjut untuk semua produk Perancis selama sebulan.
Al-Muzaini menambahkan, volume pertukaran perdagangan antara Prancis dan negara-negara Teluk mendekati USD 60 miliar, sementara Arab Saudi menempati urutan pertama dengan USD 27 miliar, diikuti oleh UEA dengan USD 12 miliar, kemudian Kuwait USD 9 miliar, dan Qatar USD 7 miliar.
Dengan meningkatnya reaksi dan perluasan seruan populer di negara-negara Islam dan Arab yang menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis, Paris mengeluarkan pernyataan resmi melalui Kementerian Luar Negeri yang memohon negara-negara Arab untuk tidak menanggapi seruan boikot. (mh)