MENJAGA

MENJAGA
Drs.H. Achmad Zacky Siradj
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



MENJAGA

Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.

Pandai-pandailah menjaga diri dik…!.sebab kala lingkungan longgar nilai mungkin kita begitu rentan terseret arus kehidupan kekinian, atau terkena percikannya hingga irama kehidupan sedikit berubah, dan konsistensi goyah, tentu saja bukan dimaksudkan agar bersikap eksklusif, menutup diri, tapi tetap terbuka inklusif, hanya perlu meningkatkan kemampuan selektif kita terhadap aroma kehidupan kesekitaran yang berpengaruh pada kita.
Sebagai proses pendewasaan diri pengaruh-pengaruh lingkungan memang dibutuhkan guna menopang berkembangnya potensi diri yang dimiliki hingga kemudian kepribadian kita menjadi kukuh tangguh, malah dengan kepribadian seperti ini bukan lingkungan yang mempengaruhi kita tetapi sebaliknya kitapun bisa mewarnai kehidupan kesekitaran dimana kita berada. Ada usul kak, apa yang disampaikan sama adik ini dikhutbahkan pula sama yang lain, he he he khotbah menjaga diri…
Sudah menjadi kebutuhan setiap orang untuk merasa aman, hidup dalam keadaan tentram damai, jauh dari mara bahaya dan terhindar dari berbagai ancaman dan kecemasan, sehingga hidup yang berketenangan menjadi harapan yang didambakan oleh setiap insan, anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Kehadiran ninik mamak, sesepuh atau orang yang dituakan dalam lingkup keluarga besar yang telah bernasab panjang selain sebagai titik temu tempat merujuk mengadu bila ada masalah juga sebagai tetengger atau tonggak yang memelihara, merawat dan menjaga kerukunan, kedamaian keramahan diantara seluruh anggota keluarga besar.
Ibarat kepala suku yang begitu berwibawa memimpin sukunya untuk selalu menaati adat leluhur yang telah diwariskan secara turun temurun, sehingga dari nilai adat ini terlahir nilai yang kandungannya yang bersifat kebenaran universal yang kemudian disebut dengan kearifan lokal (local genius). Tentu demikian pula dalam suatu negara bila pemimpinnya mampu menjaga dan melaksanakan amanah, seperti melindungi rakyatnya, sudah dapat dipastikan rakyatnya melindungi pemimpinnya tanpa harus diminta, ataupun dibayar, ini sudah menjadi hukum kehidupan, itu sebabnya konstitusi negara mengukuhkan salah satu tugas pemimpin atau pemerintah itu adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah atau tanah airnya.

Menjaga Diri

Menjaga diri, rumah dan harta benda kekayaan yang lainnya adakalanga menggunakan jasa pelayanan penjagaan, sementara untuk menjaga diri melatih ketangkasan bela diri, seperti menjaga masyarakat bangsa dan negara dengan bela negara selain memiliki pasukan khusus yang terlatih untuk tugas menjaga dan bela negara ini, sayangnya terkesan seperti ada dua matahari antara tentara dan polisi padahal dalam tugas merawat, memelihara negara semestinya menjadi satuan gerak, melangkah bersama, disayangkan memang struktur yang terbelah ini sebagaimana terlihat jelas pada kemitraannya dengan dewan perwakilan rakyat yang berbeda komisi, dan tentu implikasinya pada anggaran serta turunannya, yang ujungnya diakui atau tidah benih kecemburuan dan konflik bisa lahir.
Untuk ini kiranya perlu menjadi bahan pemikiran, untuk bagaimana melakukan restrukturisasi agar tentara dan polisi ini lebur menjadi satu kesatuan, berada dalam satu komando yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Pada masyarakat bawah kebiasaan menjaga ini naluriah atau tumbuh alamiah, suami menjaga istrinya dan terjadilah saling menjaga, kakak paling besar menjaga adik-adiknya demikian pula sebaliknya hingga kakak beradik itu saling menjaga, yang kuat menjaga yang lemah begitu juga sebaliknya yang lemah akan menjaga yang melindunginya. Jika masyarakat itu terdiri dari keluarga maka masyarakat itu sendiri telah menjaganya dirimya sendiri, seperti dalam menjaga kebersihan lingkungan bersama, muncul spontan dari masyarakat sendiri.
Saling menjaga antar tetangga bukan sesuatu yang diintruksi, diperintah, juga tidak ada yang menganjurkan, tapi itu lahir sebagai kesadaran kolektif yang muncul begitu saja, seakan ada panggilan ya panggilan hati nurani, yang tulus dan tanpa pamrih, perhatikan misalnya bila kebakaran terjadi disekitar kita, otomatis serempak menolong, menjaga agar api tidak menjalar dan meluas jauh kena rumah yang lain, serentak ramai-ramai bergotong royong untuk menolong…
Kearifan itu juga lahir karena pandai menjaga perasaan sesama, hingga tidak perlu menyinggung keyakinan orang lain atau memaksakan kehendak kepada orang lain untuk merubah keyakinan, tidak mengenal paksa dalam keyakinan (la ikraha fiddin), sebagai bagian dari prinsip hak-hak asasi itu menghormati menghargai perbedaan merupakan suatu keniscayaan, jangan karena kebebasan berekspresi lalu yang prinsip menurut hak asasi ditabrak, tidak dihiraukan, ujaran kebencian ini muncul dari mulut sang pemimpin yang konon hidup pada wilayah yang berperadaban tinggi.
Karena itulah setiap agama menganjurkan para penganutnya agar memiliki moral yang terpuji, beretika, berbudi pekerti yang baik (berakhlaqul karimah) dengan berusaha agar bisa menjaga mulut, lisan, omongan, sehingga tidak menyakiti orang lain, sesama, sebab disinilah letak bagi keselamatan bersama (salamatul insan fi hifdil lisan). Wa Allahu a’lam. (azs,30102020).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *