MERAIH

MERAIH
Drs.H.Ahmad Zacky Siradj
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



MERAIH

Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.
Alhamdulillah, puji syukur tuhan, walau dengan biaya yang sangat terbatas, seiring biaya hidup yang jauh dari memadai, seperti catatan panjang hutang makan dibuku yang lusuh, walau hanya makan nasi dengan kuah sayur asem, paling banter tambah tempe atau tahu goreng, tapi toh, akhirnya dapat meraih kesarjanaan juga, sebagaimana kebanyakan orang, kendati tidak bisa lanjut ke jenjang berikut, apalagi meraih gelar guru besar. Teman sekontrakan adakalanya mengolok; dengan kuah sayur asem saja bisa meraih sarjana.
Sepenggal kisah tersebut terbaca pada buku harian kecil yang terselip diantara buku-buku dilemari perpustakaan pribadi. Sautu saat aku diajak makan gadis ayu berparas menawan, tak bisa aku menolaknya, kutawarkan warung nasi tempat ku langganan, ia setuju, enak pula ya kak makan disini, seakan dirumah sendiri, sambil melirik disertai senyuman tipis menghias bibir indahnya…iya dik, kakak biasa makan disini, relatif murah dibanding rumah-rumah makan yang ada disekitar kampus kita ini. Suatu saat kedatangan penggede dari pusat, beberapa pentolan pengurus besar, melakukan turba (turun kebawah) ke cabang-cabang, setelah berbicang tiba waktu makan siang, ku ajak kewarung langganan kebetulan ibu warung masak goreng ayam kampung, disajikanlah ayam goreng kampung itu ditambah lalaban sambal dan kerupuk, setelah selesai aku buru-buru mencatat, biasa ya bu akhir bulan, ibu warung itu hanya senyum saja, walaupun setiap akhir bulan itu tidak pernah lunas, selalu menyisakan yang mesti dibayar….
Meraih prestasi dalam perjalanan hidup merupakan realitas yang diharap semua orang, bukan untuk mendapat pujian, walaupun ada yang demikian, tetapi seperti ada desakan dari dalam setiap diri manusia untuk berbuat baik dan lebih baik lagi, sehingga meraih manfaat dan berarti bagi lingkungan nya. Seperti cita-cita hidup yang tidak terumuskan, berjalan begitu rupa seperti mengikuti irama dan gelombang hdup itu sendiri, dalam kaitan inilah maka langkah itu adalah makna, tak terayunkan kaki tuk melangkah bila tiada guna, demikian pula tentunya anggota badan lainnya bila ada gerakan maka gerakan itu tidaklah sia-sia, atau hanya sekedar iseng belaka, walaupun ada pula yang berbuat iseng, ada ungkapan tidak usah serius amat santai-santai saja, dianggap dunia sebagai panggung sandiwara…akan tetapi bagi sebagian orang berpendirian bahwa hidup untuk meraih sesuatu yang bermakna sehingga menjadikan hidup itu sendiri memiliki makna, atau hidup adalah makna, dalam kaintan ini hidup untuk menanam kebaikan hingga kelak menuai kebahagiaan…
Karena sudah menjadi rutin, upacara pengambilan sumpah itu, telah kehilangan makna, padahal pada saat itulah, ketulusan, kejujuran dan komitmen pengabdian, diletakan sebagai alas berpijak awal meraih jabatan, karena bagi yang beragama (islam) misalnya, sumpah itu diucapkan dengan meletakan al quran diatas kepalanya, demikian suci (sakral) sumpah itu karena menerima atau meraih jabatan itu adalah juga amanah dari-Nya, sehingga segala apa yang dikerjakan mulai dari usia menginjak dewasa (baligh), begitu pada saat meraih jabatan dan menjalankannya, tidak luput dari pantauan selalu dicatat baik buruk benar salahnya, karena yang merusak pangkat dan jabatan yang sedang disandang seseorang itu, bukan adanya kritik, protes atau demonstrasi, tetapi prilakunya sendiri yang jelas-jelas menyalahi apa yang telah diucapkan dalam sumpahnya itu…
Memang seperti air sungai yang terus mengalir, karena bermula dari mata air yang sepanjang waktu tiada pernah mengenal kering, begitu pula dalam meraih prestasi demi prestasi, terjadi dalam proses sepanjang hidupnya, malah pengorbanan-demi pengorbanan yang diberikan dalam rangkaian perjalanan hidupnyapun dapat berbuah manis meraih prestasi yang relatif dapat dibanggakan dan cukup gemilang, hingga meraih prestasi itu bagai air sungai yang mengalir jernih, tiada rekayasa atau rekomendasi dari sana sini tapi lahir begitu saja, karena apa yang dilakukan itu berkualitas dan meraih nilai hidup berkualitas itu seperti yang lazimnya berjalan apa adanya sebagaimana hidup kesehariannya, tapi semua yang berjalan itu rangkaian prestasi yang luar biasa. Buah pikirnya menjadi rujukan, prilakunya menjadi contoh ketauladanan, tutur kata ucapannyapun merupakan nasihat yang menjadi keharusan tuk diikuti…hal ini, karena lahir dari kepercayaan diri akan keyakinan dan pengetahuannya.
Jelas unsur keyakinan dan ilmu berbicara dalam hal meraih prestasi ini, jadi apa yang diperbuat itu harus lahir (deripatif) dari dasar keyakinannya, seiring dengan menyertakan pemahamannya, terhadap apa yang diperbuatnya itu, sehingga masuk aqal pikiran dan sejalan relevan dengan yang menjadi tuntutan dan kebutuhan perkembangan. Dengan demikian kiranya setiap orang dalam menjalankan tugas kewajibannya, sedikit banyaknya dapat meraih prestasi kerjanya, sebab hanya dengan dua prasarat itu dapat meraih prestasinya, keyakinan (iman) yang melahirkan ketulusan, keikhlasan dan kejujuran, kemudian pengetehuan (ilmu) yang melahirkan perbuatan itu logis, rasional dapat di fahami dan mudah dimengerti, sehingga hasil kerjanya bukan hanya meraih prestasi menurut pandangan manusia, tetapi juga menurut pandangan maha pencipta (yarfa’illahul ladzina amanu minkum walladzina utul ‘ilma darajah). Wa Allahu a’lam (azs.1112020).
banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *