Indonesia Resesi, Rizal Ramli Tidak Terkejut

Ekonom senior Rizal Ramli. Foto: Dok Istimewa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Ekonom senior Rizal Ramli menyatakan tidak terkejut Indonesia masuk jurang resesi. Karena sudah sejak awal dirinya memperkirakan Indonesia akan resesi.

Rizal Ramli menilai, sejak awal tim ekonomi tidak memoliki terobosan untuk membangkitkan perekonmian yang terpuruk akibat hantaman pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Tidak ada surprise sudah diperkirakan sejak awal tahun 2020 karena kebijakan ekonomi super-konservatif dan neoliberal yang sudah gagal. Pertanyaan yang lebih penting, apa yang akan dilakukan Jokowi, mengulangi cara yang sama yang telah berulang gagal? Atau ubah strategi dan pecat Menteri Neoliberal dan KKN?” ujar Rizal Ramli dalam keterangannya, Selasa (3/11/2020).

Lanjut Rizal, bahwa perekonomian Indonesia sudah masuk dalam resesi sejak kuartal II/2020. Penilaian Menko Ekuin pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu didasarkan pada rumusan yang lazim di dunia internasional.

Hal itu, kata dia, tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 yang sebesar 2,97 persen sudah mengalami kontraksi 2 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2019 yang tumbuh 4,97 persen.

“Kemudian pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi lagi-lagi terkontraksi minus 5,32 persen atau minus 4,19 persen ketimbang kuartal I/2020. Kalau berdasarkan rumusan dunia internasional bila ekonomi terus merosot selama dua kuartal ya berarti resesi,” tutur Rizal.

Indikator lain yang menunjukkan ekonomi Indonesia melemah adalah transaksi berjalan defisitnya semakin lebar. Kemudian primary balance yang negatif, artinya untuk bayar bunga bank saja Indonesia harus utang.

Kemudian, lanjut Rizal, tax ratio (penerimaan pajak dibanding PDB) sejak tahun lalu hanya 10 persen dan saat ini bahkan negatif. Ini menunjukkan otoritas fiskal tidak efektif.

Jadi, menurut Rizal, strategi Menteri Keuangan terbalik karena hanya fokus mengejar pajak kalangan menengah ke bawah atau yang kecil. Alhasil, tidak aneh jika penerimaan pajak menjadi kecil karena tidak fokus dengan yang besar.

“Sehingga sejak satu setangah tahun yang lalu, semua indikator makro Indonesia sudah merosot dan ekonomi akan melambat,” tukas Rizal. (mh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *