MELINDUNGI

MELINDUNGI
Drs.H.Ahmad Zacky Siradj
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



MELINDUNGI

Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.
Bagaimanapun dik, kita ini hendaknya dapat saling melindungi, semakin hari persaingan hidup ini semakin ketat, seakan tiada celah rongga untuk menghirup udara bebas, lengah berarti kalah, sebentar saja diam sekedar mengaso, sepertinya seribu langkah untuk kembali mengejarnya. Walau kita menyaksikan dari jauh malah kita pernah menggunakan produknya yang menjarah keberbagai belahan dunia, rasanya berkelas bila kita memilikinya, tapi tokoh sekarang ini bangkrut, sepertinya bekasnyapun tak tersisa. Begitulah persaingan bebas yang tiada saling melindungi, tapi masing-masing berusaha untuk bagaimana saling menguasai yang akhirnya kematian yang dialami. Kita kan sama-sama bergerak dibidang jasa kan dik, nah kalau kita bisa berbagi pelanggan seiring sama-sama menjaga kualitas pelayanan, besar kemungkinan bisa maju bersama, karena yang harus kita perhitungkan dan yang harus menjadi bahan pertimbangan adalah nasib karyawan kita yang menggantungkan sepenuh hidupnya dari perusahaan kita, ya kakak, adik juga memikirkan hal itu, mudah-mudahan usaha kita berjalan lancar ya kak..ya, semoga …
Bila menyimak bagaimana perkembangan manusia dilihat dari perkembangan bagaimana berpakaian sebagai usaha melindungi badannya mulai dari menyusun, menganyam dedaunan, memakai kulit pohon,bulu dan kulit binatang hingga menemukan benang dan menenun kain, demikian pula pembuatan rumah sebelumnya apa yang disediakan alam, lubang-lubang atau gua-gua dilereng gunung atau perbukitan, kemudian gua-gua itu dibuatnya sendiri, lalu membuat rumah diatas pohon, membuat rumah dari kayu ranting pohon dan rumput-rumput panjang atau ilalang hingga rumah tradisional atau rumah-rumah adat yang dilestarikan dijadikan museum alam hingga rumah-rumah permanen serta gedung-gedung apartemen begitu pula gedung-gedung bertingkat hingga gedung pencakar langit…semuanya itu selain untuk melindungi kehidupan kesehariannya juga melindungi aktifitasnya agar dapat mendukung atau menunjangnya ikhtiar usahanya lebih produktif.
Ungkapan kata melindungi ini sering mengemuka terucap dikalangan para elite politik, atau para politisi seperti dalam perhelatan adu pikir atau berdiskusi, seminar, berdebat dengan temannya, mengingat memang kata melindungi ini tercantum pada pembukaan undang-undang dasar sebagai salah satu tugas pemerintahan, melindungi segenap bangsa indonesia… kendati masih harus dipertanyakan direktif dan manifesnya dalam sikap dan kebijakan. Sebab tugas utama para pemimpin, elite politik itu tidak lain adalah melindungi dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh agar rakyat itu tidak bodoh tapi pintar dan cerdas, melindungi agar rakyat itu tidak miskin maka harus ditempuh kebijakan yang memajukan kesejahteraan umum, jangan kemudian menjadi bahan guyonan masyarakat pinggiran atau para komedian, ya sepertinya sudah melaksanakan tugas melindungi yang miskin tetap miskin malah semakin melebar kesenjangannya, juga telah melindungi yang bodoh terbelakang tetap bodoh dan terbelakang … persoalannya bagaimana mengakselerasinya agar bangkit menerjang ketertinggalan, karena potensi dan bahan bakunya telah tersedia…?
Sementara ini bila kita berbicara disekitar menjalin kehidupan bersama katakanlah dalam sebuah organisasi maka untuk berbagi peran selain pengurus harian ada pembina, penasehat tapi juga ada pelindung, mungkin dimaksudkan dengan pelindung ini tidak sekedar menginspirasi, mengayomi tapi juga memotifasi gerak langkah lajunya organisasi sekaligus dengan struktur organisasi dengan mencantumkan adanya struktur pelindung ini menambah bobot kharisma organisasi tersebut karena lazimnya yang duduk sebagai pelindung ini yang telah memiliki pengalaman panjang, memiliki pengetahuan yang mumpuni, memiliki reputasi yang gemilang dalam memimpin, sehingga arah juang organisasi itu ajeg dan kukuh dalam perjuangannya.
Ya, memang dalam keyakinan agama pelindung itu adalah tuhan itu sendiri, Tuhan maha pelindung, sehingga isi dari do’a yang dipanjatkan itu meminta perlindungan dari berbagai mara bahaya yang akan menimpa dalam kehidupan, sehingga hidup selamat karena memperoleh perlindungan dari-Nya, bukan berarti tiada ikhtiar, tiada kekuatan untuk memperbaiki, merubah nasib dan keadaan hidup, karena setiap insan telah memiliki kesanggupan untuk dapat meraih cita-cita, namun dalam waktu yang bersamaan, seiring dengan ruang kebebasan bergerak itu, terdapat keterbatasan-demi keterbatasan yang harus kita terima sebagai keharusan universal, menyadari hal ini maka keikhlasan, ketulusan dan kepasrahan/ketawakalan yang merupakan bukti keimanan dimana segala urusan, beban dan masalah termasuk jiwa raga berada pada kuasanyanya (hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maulana wa ni’man natsir). Wa Allahu ‘alam. (azs, 5112020).
banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *