MEMBERSIHKAN

MEMBERSIHKAN
Drs.H.Ahmad Zacky Siradj
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



MEMBERSIHKAN

Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.
Lantai ini kelihatan kotor sekali, seperti tidak ada yang membersihkan, memang sudah seminggu tidak ada yang nyapu, ngepel, si mba yang biasa bantu-bantu itu sedang sakit, sepertinya kita harus turun tangan nich, untuk membersihkannya, mulai kamar mandi, dapur, kamar-kamar, ruang tengah, ruang tamu hingga halaman, kebetulan juga hari ini kan hari minggu, bagaimana pah, ya kalo sudah perintah komandan tak bisa nolak, siap laksanakan, mamah sapuin aja dulu semuanya nanti papa yang ngepelnya, betul nich…? Ya mudah-mudahan kuat ngepelnya…he he he…ya niatnya harus lurus, jujur…

Kejujuran

sering kali dihubungkan dengan membersihkan pikiran, seperti ungkapan jujur orang itu, artinya pikirannya bersih, jadi sikap jujur membersihkan pikiran sekaligus membersikan hidupnya dari hal-hal yang tidak diinginkan yang melawan atau menabrak kaidah hidup yang benar, atau mencederai hidup yang mulia. Untuk ini tidak jarang pula yang kemudian mempertanyakan tentang bagaimana niat awalnya, sebab bila niat awalnya baik maka sudah tentu akan memilih cara jalan yang baik pula, sehingga bila konsisten, ajeg menjalankannya, sedikit banyak dapat membangun eko sistem yang baik pula sehingga dapat membangun hidup dalam lingkungan yang bersih dan membersihkan.
Karena niat menjadi pangkal berbuat, sedangkan niat itu terletak pada keteguhan hati, maka membersihkan hati menjadi suatu keniscayaan, karena disinilah letak pertempuran hebatnya, tarik menarik antara berbuat baik dan tidak baik, jujur dan tidak jujur, berkhianat atau tidak berkhianat, berbuat kejahatan atau tidak berbuat kejahatan, memanfaatkan jabatan/korupsi atau tidak memanfaatkan jabatan/tidak korupsi, bila pertarungan yang benar kalah karena lebih kuat bisikan kanan kiri yang tidak benar termasuk bisikan syetan, jin dan manusia, maka hati telah ternodai, tidak bersih lagi, menjadi hati yang kotor, ada dendang seorang da’i tentang hati yang ternoda; jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati lentera hidup ini…demikian pula dengan do’a yang terpanjatkan untuk menjaga hati ini ; wahai yang kuasa membolak-balikkan hati, kukuhkanlah hati ini pada agama yang diridhai (ya muqallibal qulub sabbit qalbi ‘ala dinik)…
Demikian pula kiranya dalam pergaulan sosial baik dalam lingkungan kecil seperti dalam keluarga atau dalam pergaulan yang lebih luas dalam kehidupan berbangsa dan benegara atau dalam pergaulan dengan masyarakat internasional antar bangsa dan negara, selain bisa menjalin cinta kasih (silaturahmi) juga hendaknya saling mema’afkan, karena dengan demikian kehidupan sosial masyarakat sekurang-kurangnya dapat mengurangi beban masalah, membersihkan hal-hal yang mengganjal selain dapat diurai dan dilerai. Termasuk dalam hal ini yang menjadi penyakit birokrasi pemeritahan baik di eksekutif, legislatif maupun di yudikatif sebagai cabang-cabang kekuasaan negara, juga pada lembaga swasta ataupun pada bidang-bidang usahanya, yang semuanya ini diharapkan dapat menunjang untuk mewujudkan negara yang baik dan bersih (clean and good governant), sehingga membersihkan korupsi harus menjadi komitmen bersama, karena ini merupakan penyakit akut dimana kekuasaan itu sendiri cenderung korup, sementara kekuasaan dalam negara itu bagian dari politik, padahal politik itu secara ontologis adalah untuk mewujudkan keselamatan dan kemaslahatan, sehingga politik adalah tangga kemulyaan.

Dalam perspektif agama

soal membersikan ini memegang peran utama, bukan sekedar membersihkan diri, seperti dengan berwudlu ataupun mandi tetapi juga membersihkan diri dari dosa yang pernah dilakukannya, dengan jalan meminta ampun kepada tuhan (taubat), begitu pula membersihkan keyakinan, meluruskan aqidah, mengesakan tuhan (tauhid), sebab bila mempercayai yang lain selain tuhan untuk disembah maka dia telah mengotori keyakinannya, karena bagi tuhan tidak ada sesuatu apapun yang bisa disekutukan (wa la tusyriku bihi syai a) dan menyekutukan tuhan merupakan penyimpangan keyakinan yang sangat berbahaya (innasy syirka lazhulmun ‘azhiim).
Jadi membersihkan itu mulai dari lingkungan pisik, apa yang kita pakai, pergunakan serta lingkungan dimana kita berada, begitu pula hati jiwa dan pikiran, termasuk hubungan sosial kemasyarakatan, juga yang tidak kurang pentingnya malah sangat fondamental adalah yang erat kaitannya dengan membersihkan keyakinan jangan sampai menyekutukan tuhan dan kita mengetahui bahwa orang-orang yang membersihkan pribadinya serta merawat pribadinya dalam keadaan bersih yakni dengan amal kebajikan, amal shaleh adalah orang-orang yang mendapat kemenangan dan sungguh merugilah yang mengotorinya (qad aflaha man zakkaha wa qad khaba man dassaha). Wa Allahu a’lam). (azs.7112020).
banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *