Indonesia Resesi, Gelombang PHK Makin Menggila

Ilustrasi pekerja di PHK. Foto: Dok Pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Indonesia telah resmi resesi. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun kian masif terjadi. Setidaknya di tengah pandemi Covid-19 sudah ada ribuan orang yang di PHK. Ya, mulai dari pabrik sepatu hingga perusahaan karaoke.

Dirangkum terjadi PHK dalam sepekan terakhir ini. Dari laporan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Tangerang, Banten, ada 1.800 karyawan sepatu di Cikupa, Tangerang, di PHK.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sekitar 1.800-an. Sedang diproses PHK-nya,” ujar Kepala Seksi Penyelesesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) Disnaker Kabupaten tangerang, Hendra, baru-baru ini.

Sayangnya, Hendra enggan menyebutkan nama pabrik tersebut. Ribuan karyawan tersebut hanya akan bekerja sampai akhir November 2020 ini. Karyawan yang kena PHK akan mendapatkan pesangon.

“Jadi divisi-divisi yang sudah tidak operasional ya sudah selesai. Mereka dilakukan pembayaran juga, pembayaran bertahap. Informasinya mereka dapat pesangon,” kata Hendra.

PHK juga dilakukan oleh pedangdut Inul Daratista. Bisnis karaoke milik pelantun ‘Goyang Inul’ itu terpaksa melakukan PHK karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga bisnisnya tidak dapat beroperasi dan tidak ada pemasukan.

PHK dilakukan di 20 lebih cabang karaoke. Rata-rata di tiap tempat karaoke dia memperkerjakan 75 orang. Jadi, jika ditotal pemilik ‘Goyang Ngebor’ ini melakukan PHK sekitar 1.500 karyawannya.

“Di Jakarta banyak (Inul Vizta) ada 20 cabang lebih. Karyawannya hitung saja satu outlet ada yang 75 karyawan, kalau di atas 20 sampai 30 (outlet) berapa tuh (yang di-PHK),” ujar Inul.

Pun juga terjadi PHK di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kabupaten Kudus mencatat ada dua perusahaan yang melakukan PHK akibat pandemi Covid-19, yakni sol sepatu dan perusahaan pengecoran.

“Iya ada dua perusahaan, awal pandemi perusahaan yang bergerak di sol sepatu di Gondoharum Kecamatan Jekulo dan ini ada tambah lagi perusahaan bergerak di bidang cor di Jalan Lingkar Kencing Desa Jati Wetan Kecamatan Jati,” ujar Kabid Hubungan Industrial dan Perselisihan Ketenagakerjaan, Agus Juanto menjelaskan ada dua perusahaan yang tutup, yaitu perusahaan sol sepatu dan perusahaan pengecoran.

“Iya ada dua perusahaan, awal pandemi perusahaan yang bergerak di sol sepatu di Gondoharum Kecamatan Jekulo dan ini ada tambah lagi perusahaan bergerak di bidang cor di Jalan Lingkar Kencing Desa Jati Wetan Kecamatan Jati,” tukas Agus. (mh)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *