Gatot Ingin ‘Perang Terbuka’ Dengan Jokowi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id – Langkah Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tak mau datang menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo menuai kontroversi. Absennya Gatot justru menggambarkan sikap politik dengan pemerintah ke depannya yang cenderung diametral (berhadap-hadapan).

Dilansir dari merahputih.com, pengamat Politik Karyono Wibowo menilai langkah Gatot tersebut dapat dipersepsikan negatif karena akan dianggap mencampuradukkan urusan politik dengan urusan negara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Negara sudah menjalankan tugasnya memberikan penghormatan kepada Gatot yang telah menjabat sebagai Panglima TNI, yang telah mengabdi untuk negara tetapi Gatot memilih tidak hadir,” kata Karyono di Jakarta, Jumat, (13/11/2020).

Karyono menilai, Gatot ingin mengambil jarak dengan pemerintah dengan memilih tidak hadir dalam acara penyematan tanda kehormatan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11).

“Itu merupakan sikap politik Gatot yang menginginkan posisinya tetap berjarak dengan pemerintah. Posisi yang kritis terhadap pemerintah,” ujar Karyono.

Seharusnya, Gatot tak ada salahnya meniru langkah Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang memilih menerima penghargaan meski sama-sama kerap mengkritisi pemerintah. Fadli dan Fahri yang merupakan mantan wakil ketua DPR, tetap menerima tanda kehormatan dari negara serta menghadiri proses pemberian tanda kehormatan pada Agustus 2020.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *