Sistem Rantai Pasok Produk Pertanian Buruk

Ilustrasi komoditas hortikultura cabai. Foto: Dok Pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Banyak peluang yang terbuang sia-sia di sektor pertanian, terutama komoditas hortikultura. Ini menunjukkan sistem rantai pasok dan informasi produk pertanian masih buruk.

Keluhan itu disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, pada Rabu (11/11/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Misalnya sayuran beku perlu kepastian di mana petaninya, berapa dia bisa supply, sehingga industri bisa berdiri. Saya ada permintaan 1.000 ton per bulan dari Jepang, tapi mencari sumber dari mana? Gimana petani tanam brokoli, bisa nggak ini continue ini, sangat sulit sekali. Ini bagian dari problem,” ujar Benny.

Ia menilai hal itu terjadi akibat tidak adanya komunikasi dan rencana yang jelas dari pemangku kebijakan, di antaranya Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan).

“Jangan sampai anggaran habis sekian puluh triliun tapi nothing, kan sayang. Kemarin saya pernah cerita, habiskan anggaran sampe Rp 2 triliun hortikultura tapi hasilnya begini. Ya udah bubarkan saja Dirjen Hortikultura itu. Tanpa Dirjen Horti pun kita bisa tanam,” katanya.

Lanjut dia, kinerja birokrat sebagai pemangku kebijakan belum maksimal, bukan hanya di tingkat pusat, namun juga daerah. Dia mencontohkan misalkan lambannya kinerja penyediaan data.

“Kita sampai hari ini sulit mendapatkan informasi kapan durian itu berbuah, panen di mana, berapa volume, itu harus ada persiapan. Enggak bisa ujug-ujug dia berbuah. Kalau datang ke NTB kalau lagi panen rambutan, itu seperti gunung tapi nggak ada perhatian ini buah mau dikirim ke mana? Lampung juga sama. Ini problem. Komunikasi kita juga. kalau tanya ke Deptan (Kementeria Pertanian) hari ini datang sebulan kemudian datang belum ada itu data,” ungkapnya.

Kondisi demikian membuat masyarakat yang sebelumnya berprofesi petani hortikultura, kini menjadi enggan untuk terlalu lama. Sebab, tidak ada kepastian pasar yang jelas. (mh)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *