Tsarid, Menu Sehat yang Sering Dimasak Aisyah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Gaya hidup sehat sudah menjadi gaya hidup baru di era saat ini. Semua orang terus mengkampanyekan gerakan hidup sehat ini di semua kalangan. Dan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sudah melakukan 1.500 tahun yang lalu.

Lantas, apa saja makanan sehat yang digemari Rasulullah ini?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dilansir dari Sindonews, sebuah riwayat menyebutkan bahwa Aisyah radhiyalahu’anha berkata, “Jika kamu memasak sayur, perbanyaklah di dalamnya labu air, karena labu air dapat menguatkan hati orang yang susah.”

“Itulah tsarid yang merupakan salah satu makanan kesukaan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam,”Ungkap Ustad Zaidul Akbar, seorang dokter yang kini berdakwah itu di laman instagram pribadinya. Tsarid seperti yang digambarkan Aisyah radhiyallahu’anha ini merupakan campuran roti gandum dan sayuran dengan kuah daging di atasnya.

Dirangkum dari berbagai sumber, tsarid adalah makanan yang terbuat dari roti yang diremukkan, kemudian dibasahi/dicampur dengan kuah daging. Lafaz “tsarid” berasal dari kata “tsaroda” yang bermakna “meremukkan”.

Tsarid adalah makanan yang paling istimewa bagi orang Arab, karena komposisi utamanya terdiri dari roti dan daging. Kata Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, roti adalah makanan pokok terbaik, sementara daging adalah lauk terbaik. Jika dua jenis makanan ini bertemu, maka tidak ada makanan lain yang bisa menandinginya.

Hasyim, kakek buyut Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa sallam adalah Arab Quraisy, yang dikenal pertama kali membuat tsarid untuk orang-orang Makkah, yang kelaparan di masa paceklik sebagaimana pernah disinggung dalam catatan yang berjudul “I’tifad, Tradisi “Harakiri” Arab Jahiliyyah ”

Di antaranya, peristiwa di mana Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dilayani budaknya, dengan disajikan makanan berupa tsarid yang mengandung labu yang diletakkan di sebuah piring besar (qosh’ah).

Termasuk juga, peristiwa Siti Aisyah saat menjamu kerabatnya yang berta’ziyah. Di ceritakan dalam riwayat itu, Aisyah menjamu dengan membuatkan tsarid, yang dituangi semacam kuah berwarna putih yang dibuat dari tepung yang kadang dicampuri susu dan madu. Kuah putih semacam ini dinamakan “talbinah” (التلبينة).

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *