Happy, Healthy, Wealthy : Membela Bunda Pak Mahfud MD

Membela IBunda Pak Mahfud MD
ibunda mahfud MD: Ibunda Khadijah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Sabtu, 5 November 2020
Oleh Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Alamat demonya ke Menko Polhukam Mahfud MD, tapi demonya ke kediaman ibundanya di Pamekasan. Pendemonya memang orang Pamekasan. Mungkin mau ke Jakarta terlalu jauh. Akhirnya, mereka hanya bisa berteriak di sana, ‘’Mpud, keluar Pud,’’ teriak mereka.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mahfud tentu tak akan keluar. Memang itu rumahnya, tapi dia sudah lama tidak tinggal di situ, sejak menjadi mahasiswa dan sukses berkarier di mana-mana: dosen, guru besar, pembicara, anggota DPR, Ketua MK, dan menteri, beberapa kali.

Akibat dari jabatannya itulah, dia membuat kebijakan yang tak bisa menyenangkan semua orang. Termasuk kekritisannya kepada Habib Rizieq. Itulah yang membuat beberapa pihak memprotesnya, menyesalkannya, mengritiknya, mendemonya. Di antaranya, membuat video menuturinya, membuat spanduk yang mengingatkan orang Madura mencintai Habib.

Di antara yang membuat adalah tretan dibik, saudara sesama Madura. Ada yang mengatakan begini: ‘’Sebagai sesama Madura, dulu saya sangat bangga kepada Anda. Sampai Anda menjadi Ketua MK. Banyak teman-teman yang juga membangga-banggakan Anda. Tapi, sekarang begitu Anda menjelekkan-jelekan Habib Rizieq, kebanggaan saya hilang.’’

‘’Kami sejak kecil diajari untuk hormat kepada keturunan Nabi. Bahkan sejak lahir pun kami tak pernah memanggil namanya langsung, tapi kami memanggilnya Iyek. Tapi, Anda memanggilnya Rizieq,’’ katanya dalam video itu. Masih ada video lain yang diunggah yang pesannya mirip: hormatilah keturunan Nabi.

Tak hanya video, di beberapa kota di Madura, mulai Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, juga terlihat beberapa spanduk yang isinya: Orang Madura menghormati Habib.

Tapi, mendemo rumah ibundanya? Rasanya salah alamat. Apalagi beliau, Ibu Khadijah, sudah sangat sepuh, 90 tahun. Tidak elok untuk mendengar anaknya diteriaki begitu banyak orang: Mahpud Mahpud, keluar!’’ Beliau butuh ketenangan. Kedamaian. Apa pun, Mahfud adalah anak kesayangannya. Kesayangan keluarga. Dan, juga seperti Banser Pamekasan katakan, kebanggaan seluruh warga Madura.

Nah, siapa bilang pejabat itu enak. Menteri itu enak. Dia harus berpihak. Membela rezim. Kali ini, dianggap tak bijak, menyakiti sebagian pihak.

Tapi, sikapnya, terhadap pendemo rumahnya, tergolong bijak. ‘’Saya tak akan menindak mereka. Itu egois karena menyangkut saya. Yang hanya saya sesalkan mengapa bukan mendemo Mahfud, tapi ibu saya,’’ katanya.

Semoga semua pihak bisa mengambil pelajarannya. Hikmahnya. Salam!

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *