INDONESIA AKAN HILANG DARI PETA BUMI?

INDONESIA AKAN HILANG DARI PETA BUMI?
Peta Indonesia
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Abdullah Hehamahua

HajinewsIndonesia bisa hilang dari peta bumi. Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan, pada tahun 2030, ada dua ribu pulau di Indonesia akan tenggelam. Kutub utara diperkirakan mencair seluruhnya tahun 2035 yang mengakibatkan permukaan air laut naik setinggi dua meter. Desa Legetang, Jawa Tengah, 1955, terkubur karena kemaksiatan yang dilakukan penduduknya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Negeri-Negeri yang Hilang

(a) Kaum Nabi Luth

Insinyur militer Rocque Joaquin de Alcubierre, tahun 1748, menemukan Pompeii, kota Romawi kuno yang terkubur karena letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 M. Saat melakukan penggalian di reruntuhan Pompeii, Giuseppe Fiorelli menemukan fakta bahwa gelembung besar dari lumpur vulkanik telah membuat cetakan sempurna dari orang-orang yang telah meninggal di sana. Inilah hukuman Allah SWT terhadap kaum Nabi Luth karena homoseks yang dilakukan mereka. ‘’Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS Asy-Syu’araa: 165-166).
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi (QS Huud: 82).

(b) Negeri Kaum ‘Aad

Negeri kaum ‘Aad ditimbun badai pasir selama 7 hari dan 7 malam sedalam 12 meter karena tidak mendengar seruan nabi Hud. Seluruh penduduknya meninggal. Pada awal 1990-an, suatu tim di bawah pimpinan seorang arkeolog, Nicholas Clapp mengumumkan telah menemukan kota purba bernama Ubar yang kemudian diidentifikasi sebagai Pilar-pilar Iram, yakni negeri kaum ‘Aad. Temuan itu dimungkinkan dengan menggunakan satelit pencitraan jarak jauh milik NASA, radar penembus tanah, data program Landsat, dan sejumlah gambar dari wahana ulang-alik Challenger. Temuan itu menunjukkan bahwa, bangsa ‘Aad dikenal sebagai bangsa cerdas dan memiliki teknologi membangun gedung-gedung bertingkat. Namun, kecerdasan dan keistimewaan mereka menjadikan sombong berlaku bengis, zalim dan mengingkari seruan dakwah yang disampaikan Nabi Hud. Bukti-bukti reruntuhan peradaban bangsa ‘Aad ditemukan para peneliti Barat pada tahun 1990-an di sebuah wilayah yang dikenal ‘Ubar di wilayah Yaman dekat tanjung Oman. “Apakah kamu tidak memerhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain.” (QS Al Fajar: 6 – 8).

(c) Penduduk Madyan

“Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, dia berkata:”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab yang membinasakan (kiamat).” (QS Hud: 84).
“Dan tatkala datang azab Kami (Allah), Kami selamatkan Syuaib dan orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang lalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaan bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.” (QS Hud: 94-95).

Negeri yang Hilang di Indonesia

Desa Legetang, Jawa Tengah, 17 April 1955 malam, terkubur dalam timbunan puncak gunung Pengamun-amun yang terbelah. Seluruh penduduk (351 orang) terkubur hidup-hidup. Anehnya, di antara desa Legetang dan gunung Pengamun-amun, terdapat sungai dan jurang yang sampai sekarang masih ada. Jika gunung tersebut longsor, maka seharusnya sungai dan jurang itu yang tertimbun longsoran puncak gunung Pengamun-amun. Maknanya, potongan gunung itu terangkat dan jatuh menimpa kampung Legetang. Hal seperti ini disebutkan dalam Al-Qur’an dengan ungkapan: “dan apabila gunung-gunung diterbangkan” (QS Takwiir: 3).

Penyebab desa Legetang dihancurkan Allah SWT karena warganya setiap malam berjudi, minum minuman keras, dan mengadakan pentas Lengger oleh penari perempuan yang sering berujung dengan perzinahan. Bahkan, ada juga anak yang menyetubuhi ibunya sendiri. Pemerintah setempat, untuk memeringati kejadian itu, mendirikan sebuah tugu bertuliskan: Tugu peringatan atas tewasnya 332 orang penduduk dukuh Legetang serta 19 orang tamu dari lain-lain desa sebagai akibat longsornya gunung Pengamun-amun pada tanggal 16/17 – 4 – 1955.

Puluhan Pulau di Indonesia, Hilang

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Freddy Numberi saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Widyatama (Utama) Bandung, mengatakan, 24 pulau kecil di Indonesia telah tenggelam. Pulau-pulau ini di antaranya Pulau Gosong Sinjai di Aceh akibat tsunami, Mioswekel di Papua karena abrasi, dan Lereh di Kepulauan Riau disebabkan penambangan pasir. Freddy mengatakan, yang lebih mengkhawatirkan, 2.000 pulau lain di Indonesia juga terancam tenggelam akibat dampak pemanasan global. Menurut analisis Departemen Kelautan Perikanan dan PBB, pada tahun 2030, sekitar 2.000 pulau kecil di Indonesia akan lenyap. Bahkan, sebagian wilayah pesisir utara Jakarta, termasuk bandara Soekarno – Hatta akan tenggelam jika tidak ada upaya serius mengurangi laju pemanasan global. Penelitian terbaru memprediksi, es laut Arktik di kutub utara mencair sepenuhnya pada 2035.

Gempa, Tsunami, LGBT, dan KKN

Gempa bumi di Indonesia, menurut pakar disebabkan pergesekan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa dan tsunami di Aceh (2004) merupakan gempa terbesar abad ke-21. Ia mengorbankan 170.000 orang dan kerugian puluhan trilyun rupiah. Cerita di warung kopi menyebutkan, sebelum gempa, ada tari telanjang oleh para petugas di daerah tersebut.
Gempa bumi dan tsunami di NTB (Juli 2018) mengakibatkan lebih dari 700 orang meninggal dunia dan menimbulkan kerugian, Rp. 10T. Ketua Adat Desa Sembalun, Dr. A. Rahman Sembahulun mengatakan, gempa di Lombok mungkin karena maksiat merajalela dan warga yang meninggalkan budaya keislamannya.

Gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu dan sekitarnya (Oktober 2018) mengorbankan 2.045 orang dan kerugian mencapai Rp. 7,7T. Dilaporkan, terdapat lebih 1.500 orang yang menjadi anggota grup facebook gay kota Palu.

Merujuk kasus hancurnya umat nabi Luth, kaum ‘Aad, dan penduduk Madyan, ditemukan tiga dosa besar. Pertama, kegiatan LGBT yang di Indonesia, Pemerintah bermuka dua terhadap kelompok ini. Pemerintah membiarkan eksistensi golongan ini dengan alasan melindungi golongan minoritas. “Tak ada diskriminasi terhadap kaum minoritas di Indonesia, dan jika ada yang terancam karena seksualitasnya, polisi harus bertindak melindungi mereka,” kata Presiden Jokowi kepada BBC dalam wawancara eksklusif di Solo. Komunitas LGBT Nasional Indonesia didukung UNDP dan USAID melalui prakarsa regional ‘Being LGBT in Asia’. Prakarsa pembelajaran bersama ini mencakup delapan negara (Cina, Filipina, Indonesia, Kamboja, Mongolia, Nepal, Thailand, dan Viet Nam).

Penyebab kedua terjadinya azab Allah SWT, kegiatan mencurangi timbangan oleh para pedagang. Di Indonesia, 43% kasus korupsi yang ditangani KPK, berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah. APBN setiap tahun (pada masa reformasi) mengalokasikan 35% untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah se-Indonesia. Fakta ini menunjukkan bahwa, sekalipun APBN besar, tapi ia tidak dinikmati rakyat karena dikorupsi sebesar 43% x 35% x APBN.
Penyebab ketiga, pembangunan infra struktur yang dibangga-banggakan dengan mengkriminalisasi ulama, aktivis, mahasiswa, dan ormas tertentu.

Maknanya, jika LGBT, kecurangan konglomerat, pengusaha, dan aparat pemerintah serta kriminalisasi ulama, aktivis, dan mahasiswa terus berjalan, maka Indonesia dapat hilang dari peta bumi. Hal tersebut bisa karena gempa, tsunami, maupun naiknya permukaan air laut karena kenaikan suhu global.

Simpulan

Secara teoritis, setelah terjadi tsunami di Aceh, gempa bumi Indonesia tidak akan berhenti. Sebab, patahan yang terjadi di dalam tanah ketika tsunami Aceh, mengakibatkan semua gunung berapi yang ada di Indonesia, aktif kembali. Hanya satu jalan keluar. Kita “undang” Allah SWT agar mau menggunakan hak prerogative-Nya: “kun fayakun.” Allah SWT dalam kontek ini mungkin mengiayakan permintaan kita tetapi dengan syarat: “semua ketentuan-Nya harus diikuti yakni: haramkan LGBT, tangkap semua koruptor dan konglomerat hitam serta hentikan kriminilasasi ulama.”

Simpulannya, jika Indonesia tidak akan hilang dari peta bumi, batalkan semua undang-undang yang melindungi KKN dan kecurangan dalam bisnis seperti UU Minerba, Covid 19, KPK, MK, dan UU Cipta Kerja.” Semoga !!!

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *