MENOLONG

MENOLONG
Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.

Hajinews – Adik bisa menolong kakak, menolong apa kak, kakak sedang mengejar waktu untuk menyelesaikan skripsi, bila kakak juga harus keperpustakaan mencari referensi, tentu waktunya terbagi, belum lagi harus datang ke pembimbing untuk konsultasi. Kakak telah  membaca beberapa buku yang bisa dijadikan referensi skripsi. Jadi ada beberapa buku yang harus dipinjam ke perpustakaan, siap … setelah kuliah saya akan mampir ke perpustakaan…terima kasih sebelumnya ya dik…hingga kini masih terbayang paras wajah cantik adik ini…

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada dua rumah bila tidak salah yang tinggal dilingkungan kampung yang kebanyakan orang betawi, sebagai pendatang tentu berbeda anutan keyakinan dengan yang telah kental dianut masyarakat betawi, yang setiap sore anak-anak pada  pergi mengaji seperti dalam lagunya si dul anak betawi…aduh sialan si doel anak betawi asli, kerjaannya sembahyang mengaji…  Suatu saat rumah pendatang ini kebakaran walau hanya sebagian dapurnya, tapi yang menolong blerot/banyak hampir sekampung itulah rame-rame membawa air dari rumahnya, lalu ada yang segera memasang selang dan menyemprotkannya, walau api sudah mulai padam dan tidak ada lagi asap mengepul, yang memegang selang seakan tidak sadar, selangnya diarahkan ke atas, airnya nyembur turun bagaikan hujan, akhirnya halayak cepat bubar, ternyata maksud yang pegang selang itu agar segera bubar, musibah jangan jadi tontonan.

Pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut bahwa masyarakat betawi yang kuat agamanya itu, spontan menolong anggota masyarakat secara tulus, tanpa melihat latar belakang keyakinannya. Itulah, ajaran agama tentang bagaimana menolong dan memuliakan tetangga, dalam kaitan ini lagu si doel sedikit keliru bahwa anak betawi ketinggalan zaman, ternyata merupakan masyarakat yang relatif kosmopolitan…

Mungkin salah, tapi itulah yang terekam, bahwa sejak reformasi hingga sekarang sepertinya ungkapan kata saling tolong menolong sudah jarang diangkat kepermukaan, baik lewat pidato para pejabat atau ceramah para tokoh masyarakat. Padahal di tahun 70 an akhir dan awal 80 an sering kali mendengar kata tolong menolong ini. Sepertinya sekarang ini sirna, hilang lenyap tanpa kirana, atau sangat jarang kedengaran, atau mungkin sekali telah berganti kata dengan ungkapan kata perbantuan, seperti hadirnya para pendamping sosial yang bergerak dilapis masyarakat bawah, sehingga perbantuan mengganti kata pertolongan.

Bila dilihat dari spirit ungkapan kata jelas berbeda antara antara membantu dan menolong, karena membantu sering dikaitan dengan bentuk bantuan yang sifatnya berkaitan dengan materi (walau tidak selalu). Sementara menolong lebih pada kerelaan berdasar kecintaan dan kesetia kawanan, walaupun ada kesamaan makna pada ungkapan, seperti bantuin donk senada dengan tolongin dong, bantuin disini mohon kerelaan, seperti pula memberi bantuan kepada kaum papa, fakir-miskin. Rasa-rasanya kedua ungkapan ini bobotnya sama, tapi bila didekati perasaan masih terasa beda. Menolong seperti memancarkan cahaya keikhlasan dengan aktualisasi yang tulus. Sementara pula kita tahu bahwa sebaiknya seseorang itu adalah yang bermanfaat bagi sesama, bagi yang lain, sekurang-kurangnya tidak membebani lingkungan dimana ia hadir dan berada. Dalam kaitan ini boleh jadi orang yang bermanfaat itu adalah pribadi yang ikhlas menolong orang lain. Tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya itu atas dasar pertolongan orang lain, berarti secara lahiriyah telah dapat membukakan pintu meraih kebahagiaan, tentu saja hakikatnya tetap dari tuhan. Walaupun yang menolong itu, ada kala taraf hidupnya, jauh dibawah yang ditolongnya, demikianlah memang realitas hidup…

Kemuliaan bagi seseorang yang sesungguhnya tidak bermaksud ingin bermanfaat bagi yang lain tapi bagaimana ia berusaha ingin menolong sesama, hingga yang ditolong itu mampu meraih apa yang diharapkannya, kendati hanya sekedar mempertemukan atau meperkenalkannya. Menolong disini tentu saja pada jalan kebaikan dan untuk kebaikan, sehingga tolong menolong itu berada pada jalan hidup yang benar, bukan menjauhkan dari nilai kebenaran atau menuju kearah yang menyesatkan, merugikan, atau menodai hidup itu sendiri.

Sehubungan dengan itu, sepertinya ada keperluan bagi kita untuk mengangkat kembali ungkapan kata tolong-menolong ini, selain didasari setiap kita memiliki kelemahan dan keterbatasan bawaan, juga agar menjadi cara pandang kita guna bagaimana menyikapi hidup dalam  kehidupan ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa dengan menghidupkan budaya tolong menolong  berati menghidupkan kembali jalan suci kemanusiaan, bagaikan satu tubuh yang menyatu, berada dalam nilai kemanusiaan (kaljasadil- wahid). Sehingga dengan menyadari kelemahan dan kekurangan masing-masing diantara kita, lalu tumbuh untuk saling mengisi kekurangan tersebut, hingga lahir sikap yang ikhlas tulus untuk saling menolong, kiranya dapat mengukuhkan tali persaudaraan diantara sesama, kendati memiliki latar belakang yang jauh berbeda, baik asal daerah, pola adat dan corak kebudayaannya, maupun pandangan hidup dan keyakinannya. Dengan demikian kebersamaan dan solidaritas yang tumbuh diantara kita memiliki datarannya yang hakiki, sehingga jalinan saling tolong menolong tumbuh terhadap kebaikan dan bukan tolong menolongnya dalam berbuat kerusakan atau membinasakan (ta’awanu ‘alal birri wataqwa wala ta’awanu ‘alal ismi wal ‘udwan). Wa Allahu a’lam. (azs, 18122020).

Sumber : zacky Achmad siradj

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *