Dalil Hadits yang Memperbolehkan Salat Dzuhur di Rumah Pada Hari Jumat

Dalil Hadits yang Memperbolehkan Salat Dzuhur di Rumah Pada Hari Jumat
Ilustrasi : salat dzuhur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Salat Jumat adalah kewajiban bagi setiap Muslim laki-laki. Tidak ada salat dzuhur di hari Jumat bagi Muslim, hanya ada salat Jumat.

Namun begitu, bukan berarti hukum ini mutlak adanya. Mereka yang mempunyai udzur, sakit atau safat, atau sebab lainnya maka salat Jumat boleh diganti dengan salat dzuhur.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rasulullah dalam sabdanya yang disampaikan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ أَدْرَكَ الْجُمُعَةَ، وَمَنْ لَمْ يُدْرِكِ الرَّكْعَةَ فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا

“Siapa yang mendapatkan satu rakaat (bersama imam Jumat) maka dia mendapatkan Jumatan. Dan siapa yang tidak mendapatkan rakaat imam maka dia harus salat dzuhur.” (HR. Abdurrazaq dalam Mushannaf)

Dalam riwayat lain, dari jalur Hubairah bin Yarim, Ibnu Mas’ud mengatakan,

مَنْ فَاتَتْهُ الرَّكْعَةُ الْآخِرَةُ فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا

“Siapa yang ketinggalan rakaat terakhir (salat Jumat) dia harus salat empat rakaat.” (HR. Abdurrazaq dalam Mushannaf)

Kemudian dalam riwayat Abdullah bin Ma’dan dari neneknya, beliau menceritakan bahwa Abdullah bin Mas’ud pernah memberikan nasehat kepada kami (para wanita),

إِذَا صَلَّيْتُنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مَعَ الْإِمَامِ فَصَلِّينَ بِصَلَاتِهِ، وَاذَا صَلَّيْتُنَّ فِي بُيُوتِكُنَّ فَصَلِّينَ أَرْبَعًا

“Apabila kalian pada hari Jumat ikut salat bersama imam (Jumatan) maka salatlah sebagaimana salatnya imam (2 rakaat). Dan jika kalian salat di rumah, salatlah empat rakaat.” (HR. Ibn Abi Syaibah dan Abdurrazaq dalam Mushanaf).

At-Turmudzi mengatakan

وَالعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ العِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ، قَالُوا: مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الجُمُعَةِ صَلَّى إِلَيْهَا أُخْرَى، وَمَنْ أَدْرَكَهُمْ جُلُوسًا صَلَّى أَرْبَعًا

Demikianlah yang dipraktekkan kebanyakan para ulama di kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang lainnya. Mereka mengatakan, ‘Siapa yang menjumpai satu rakaat salat Jumat maka dia tambahkan satu rakaat lagi. Dan siapa yang menjumpai jamaah Jumatan telah duduk (tasyahud) maka dia harus salat 4 rakaat.’ (Jami’ at-Turmudzi).

Tata cara melaksanaan salat dzuhur

Tata cara melaksanaan salat duhur pengganti salat Jumat, sama dengan biasanya sesuai disyaratkan.

Dimulai dari kumandang adzan dan iqamat, lalu niat.

1. Niat salat duhur

Sebelum takbiratul ikhram, silahkan berdiri tegak menghadap kiblat sambil mengukuhkan niat salat di dalam hati untuk melaksanakan ibadah salat karena Allah SWT.

Bacaan niat salat duhur saat mengerjakannya sendiri.

اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

“ushalli fardhazh-zhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal-qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.”

Terjemahannya:

Aku berniat salat fardu duhur 4 raka’at menghadap kiblat karena Allah Ta’ala

Bacaan niat salat duhur saat menjadi makmum atau berjamaah.

اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

“ushalli fardhazh-zhuhri arba’a raka’aatim mustaqbilal-qiblati adaa’an ma’muman lillaahi ta’aalaa.”

Terjemahannya: aku sengaja salat fardhu duhur 4 raka’at menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah.

Adapun hukum membaca doa iftitah dalam salat adalah sunnah.

Bacaan niat salat duhur saat menjadi imam.

اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

“ushalli fardhazh-zhuhri arba’a raka’aatim mustaqbilal-qiblati adaa’an imaman lillaahi ta’aalaa.”

Terjemahannya: aku menyengaja salat fardhu duhur 4 raka’at menghadap kiblat sebagai imam karena Allah.

2. Gerakan dan bacaan salat duhur

– Takbiratul ikhram

Takbiratul ikhram merupakah rukun salat.

Oleh sebab itu, tidak akan sah salat seseorang jika dengan sengaja meninggalkan salah satu rukun salat.

Adapun yang dimaksud dengan takbiratul ikhram adalah membaca atau mengucapkan takbir (Allahu akbar), bukan mengangkat kedua tangan.

Sementara mengangkat tangan ketika takbiratul ihram hukumnya sunnah, tidak wajib.

Setelah selesai takbiratul ikhram (mengucapkan “Allahu akbar”) kemudian meletakkan telapak tangan kanan di atas pungguh telapak tangan kiri, keduanya tepat di atas dada atau ulu hati.

– Membaca doa iftitah

Doa Iftitah adalah doa yang dibaca ketika salat, antara takbiratul ihram raka’at pertama dan ta’awudz sebelum membaca surat Al Fatihah.

Berikut adalah lafadz bacaan doa iftitah.

(Allahu akbar kabiira wal-hamdu lillaahi kasiira wa subhaanallaahibukrataw wa ashiilaa. innii wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam muslilaw wamaa ana minal-musyrikiin. innaa shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil-aalamiin. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin).

Terjemahannya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan Bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.

Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu baginya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan nya, dan aku golongan dari orang Muslimin.

– Membaca Surat Fatihah

Setelah selesai membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca Fatihah.

Membaca surat Al-Fatihah merupakan Rukun salat pada setiap raka’at, baik itu salat fardhu maupun salat sunnah. Jadi, ini wajib dibaca.

Adapun lafadz bacaannya adalah sebagai berikut :

(Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil alamin. arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin, iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin. Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin. Aamiin)

Terjemahannya: Dengan menyebut nama Allah yang naha pemurah lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang menguasai di hari, pembalasan, hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan, tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

3. Membaca surat atau ayat-ayat tertentu dari Alqran

Setelah selesai membaca Surat Al-Fatihan dan Amin, kemudian membaca ayat atau surat Alquran.

Dalam panduan salat duhur di sini, dicontohkan membaca Surah An-Nas berikut bacaannya.

Qul a’uudzu birabbin naas. malikinnaas. ilaahinnaas. min syarri lwaswaasi ikhannaas. alladzii yuwaswisu fii shuduurinnaas. mina ljinnati wannaas.

Terjemahannya: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.

4. Ruku’ disertai tuma’ninah

Menurut kesepakatan ulama, ruku merupakan salah satu rukun salat .

– Sebelum ruku terlebih dahulu diawali dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga seperti ketika takbiratul ihram dengan mengucapkan takbir (Allahu akbar).

– Ketika ruku, posisi pungguh dan kepala sejajah membentuk garis lurus, kedua telapak tangan berada tepat di lutut. Kedua lengan diusahakan selurus mungkin.

Seraya membaca bacaan ketika ruku’ seperti berikut ini:

(Subhana rabbial adhimi wabihamdi)

* Keterangan: dibaca 3 kali

  • Setelah selesai ruku’, kemudian I’tidal, yaitu bangkit dari ruku’ sembari mengangkat kedua tangan sejajar telinga, seraya membaca : (Samiallahulimanhamida)
  • Kemudian kedua tangan diluruskan kebawah sambil berdiri tegak, seraya membaca : (Rabbana laka hamdu milussamawati wamilluardi wamilumasyikta miingsaiing bakdu)
  • Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan takbir (Allahu akbar) tanpa mengangkat kedua tangan lalu melakukan sujud
5. Sujud disertai dengan tuma’ninah

Menurut ijma’, sujud dalam setiap raka’at sebanyak dua kali termasuk rukun salat. Dalilnya yaitu Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Hajj: 77 yang terjemahannya: “Wahai orang-orang yang beriman, ruku’lah dan bersujudlah…”

Adapun tata cara sujud adalah sebagai berikut:

  • Meletakkan kedua lutut dan jari jemari kedua kaki diatas sajadah (tempat sujud).
  • Disusul dengan meletakkan kedua telapak tangan diatas sajadah, diteruskan dengan merapatkan dahi dan hidung di atas sajadah.
  • Kemudian posisi kedua telapak tangan sejajar dengan pundak dan meregangkan kedua telapak tangan dari lambung dan siku terangkat ke atas, tidak menempel ke lantai, kemudian membaca bacaan ketika sujud.

Berikut bacaannya:

(Subhanna rabbial akla wabihamdi)

* Keterangan: dibaca 3 kali

  • Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan takbir (ALLAAHU AKBAR), untuk kemudian melakukan duduk di antara dua sujud.
6. Duduk di antara dua sujud disertai dengan tuma’ninah

Adapun cara duduk diantara dua sujud adalah sebagai berikut:

  • Duduk diatas telapak kaki kiri, sedangkan kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jari yang dilipat ke bawah
  • Kedua telapak tangan diletakkan di atas kedua lutut, kemudian membaca doa berikut ini : (Rabbi firli warhamni wajburni warfakni wahdini waafini wafuani)
  • Kemudian mengucapkan “Allahu akbar” untuk kemudian melakukan kembali sujud yang kedua kalinya pada raka’at pertama
7. Sujud Kedua

Untuk sujud kedua cara dan bacaannya sama seperti halnya sujud pertama, yaitu:

Kemudian bangun dari sujud untuk berdiri tegak seraya mengucapkan “Allahu akbar” lalu bersedekap, kemudian dilanjutkan ke raka’at kedua / raka’at akhir salat duhur

Perhatian: bacaannya sama saja dengan apa yang ditulis di atas, Anda bisa mengganti bacaan doa pendek setelah Al Fatihah dengan doa pendek lainnya.

8. Duduk tasyahud (tahiyyat) akhir

Duduk dan membaca tasyahud akhir merupakan salah satu rukun salat.

Apabila ditinggalkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja maka salatnya batal.

Adapun cara duduk tahiyyah akhir adalah sebagai berikut:

  • Duduk diatas telapak kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jari yang dilipat ke bawah
  • Jari telunjuk kanan diacungkan ketika membaca kalimat (il-lallaahi), sementara jari-jari yang lain menggenggam.
  • Telapak tangan kiri diletakkan di atas lutut kiri

Adapun untuk bacaan tasyahhud atau tahiyyat akhir secara lengkap adalah sebagai berikut :

At’tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatulillaah. As-salaamu’alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahisaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullaah. Allaahumma shalli’alaa sayyidinaa muhammad. Wa’alaa aali sayyidinaa muhammad. kamaa shallaita alaa sayyidina ibraahiim wa alaa aali sayyidina ibroohiim. Wabaarik’alaa sayyidina muhammad wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta alaa sayyidina ibraahim wa alaa aali sayyidinaa ibraahiim fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.

* Keterangan: Bacaan tasyahhud akhir diatas merupakan bacaan secara lengkap dengan doa-doa setelah tasyahud akhir sebelum salam.

9. Mengucapkan salam

Tata cara salam:

  • Mengucap salam seraya telunjuk jari kanan di tarik kembali dan menoleh ke arah kanan hingga pipi kanan kelihatan seluruhnya dari belakang.
  • Diteruskan dengan mengucapkan salam kembali seraya menoleh ke arah kiri hingga pipi kiri kelihatan dari belakang.

Mengucapkan salam merupakan salah satu rukun salat.

Sumber : tribun

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *