Sakit Hati Dibilang Kafir dan Murtad, Yusril Ogah Bantu UBN

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Kasus dugaan pencucian uang dana Yayasan Keadilan Untuk Semua (YKUS) kembali dibuka pihak kepolisian. Ustad Bachtiar Nasir (UBN) menjadi tersangka, dan meminta bantuan Yusril Ihza Mahendra. Namun, karena pernah dibilang murtad dan kafir, permintaan tersebut ditolaknya.

Sebelum Pilpres 2019, Yusril masih berada satu gerbong dengan kelompok 212. Namun, di tengah jalan, Yusril pindah haluan dan berbeda dukungan politik. Yusril mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, sedangkan kelompok 212 mendukung Prabowo-Sandiaga Uno. Keputusan Yusril pindah dukungan politik itu mendapat reaksi keras dari kubu Prabowo-Sandi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Menjelang Pemilu, saya merasa saya yang mulai dizalimi dan dicaci-maki, bahkan ada yang mengatakan saya sudah murtad dan kafir,” tutur Yusril, belum lama ini.

Mensesneg era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengetahui kecaman itu dari berbagai sumber. Mulai dari media sosial, jaringan streaming TV, dan spanduk yang isinya mengajak untuk menenggelamkan PBB karena Yusril sudah murtad dan kafir.

“Sekarang parpol yang menurut Anda paling membela Islam pada ke mana?” sindir pakar hukum tata negara itu.

Kini ketika ada maunya, Yusril baru didekati lagi. Dia bertutur, Bachtiar melalui seseorang, menghubunginya. Dia minta dibantu saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka dalam kasus pencucian uang yang disidik polisi.

Atas permintaan itu, Yusril menolak. Dia menyarankan Bachtiar yang merupakan pentolan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama itu minta bantuan ke Prabowo saja, capres yang mati-matian dibelanya ketika Pilpres lalu. Sebagai Menteri Pertahanan dan anak buah Jokowi, Prabowo diyakininya bisa membantu Bachtiar.

“Beliau mukmin sejati dan pembela ulama, pembela umat Islam yang sesungguhnya seperti yang Anda katakan selama ini,” kata Yusril lagi.

Sementara Yusril, selain dicap murtad dan kafir, juga berada di luar pemerintahan dan tidak menjadi anak buah siapa-siapa.

“Masak minta bantuan sama orang yang Anda anggap murtad dan kafir seperti saya,” selorohnya.

Anggota Komisi III DPR Habiburokhman berpendapat, seharusnya sebagai seorang advokat, Yusril bekerja tanpa melihat background politik orang yang meminta bantuan.

“Walaupun secara politik mungkin berbeda, tapi urusan kemanusiaan kita enggak boleh abaikan,” tegasnya.

Sementara Ketua Dewan Syura FPI Muhsin Ahmad Alatas menyebut kata murtad yang ditujukan kepada Yusril hanya selorohan.

“Artinya berpindah, ketika itu kan sama-sama umat Islam mendukung calon Prabowo, cuma ketika di tengah jalan dia belok kiri mendukung Jokowi. Nah itu kata guyonannya itu murtad. Jadi hanya guyonan atau ledekan,” tukasnya.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *