Memahami Toleransi Di Tengah Polemik Ucapan Selamat Natal

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Polemik haram tidaknya pengucapan selamat natal oleh kaum Muslim terhadap kaum Nasrani, timbul tiap tahun – menjelang hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember.

Di sini kita perlu memahami dulu apa pengertian toleransi yang dengan adanya hal ini umat beragama yang ada di tanah air ini bisa hidup rukun dengan keyakinan yang Berbeda-beda.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghargai dan menghormati baik antar individu ataupun antar kelompok. Di Indonesia, sikap toleransi sangat dijunjung tinggi bahkan hingga masuk ke dalam hukum negara.

Itulah kenapa Indonesia menjadi sangat dikenal karena walaupun berbeda suku, agama dan budaya, selama ini kita menjadi bangsa yang sangat tinggi dalam mengamalkan toleransi.

Bagi umat Islam toleransi di sini adalah membiarkan dan menghargai umat lain dalam mengamalkan ajarannya masing-masing, pun sebaliknya bagi umat lain terhadap kaum Muslim. Toleransi bukan artinya kita harus mengikuti tata cara ritual agama lain.

Toleransi dalam Islam ketika umat lain merayakan hari rayanya adalah membiarkan mereka melakukan hal tersebut tanpa harus ikut serta membantu, menolong, atau memeriahkan perayaan tersebut, juga tidak mengganggu adanya perayaan tersebut.

Kiai Cholil Nafis mengingatkan umat Islam agar tidak ikut-ikutan merayakan hari raya Natal 2020 yang esok dijalankan umat Kristiani. Ia menambahkan, apabila seseorang muslim terlibat di kepanitiaan perayaan Natal juga haram baginya.

“Ikut natalan dan ikut kepanitiaan natalan itu haram hukumnya,” kata Cholil Nafis, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip MONITOR.

Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia ini menjelaskan, seseorang dapat dikatakan toleran apabila menghormati pemeluk Kristiani merayakan agamanya tanpa mengganggu aktivitasnya.

“Toleransi itu tak perlu ikutan, tapi cukup memahami dan mempersilahkan agama lain merayakan agamanya tanpa kita mengganggunya,” terang Cholil Nafis.

“Pancasila itu menempatkan agama berdiri sendiri dan bebas menjalankan ajaran agamanya,” sambungnya lagi.

– nenden – dbs

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar