Virus Inggris Ganggu Vaksinasi Indonesia

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Varian baru Covid-19 dari Inggris diperkirakan sudah menyebar di Indonesia. Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, varian ini lebih cepat menular dan sudah dilaporkan sejak September lalu. Singapura pun telah mengkonfirmasi kasus pertama varian tersebut di negaranya.

“Terkait Covid baru ini sangat besar kemungkinan sudah masuk di Indonesia. Karena sudah terjadinya di September dan dilaporkan Desember,” kata Dicky, dilansir Sindonews, Sabtu (26/12/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Adapun Dicky menjelaskan alasan mengapa mutasi virus corona yang lebih berbahaya itu belum ditemukan di Indonesia, sebab jumlah testing dan sistem deteksi dini Covid-19 Indonesia yang belum memadai. Ditambah kebijakan PSBB dan sistem pengetatan di perbatasan serta pintu masuk Indonesia masih relatif longgar. Hal itu tentunya sangat berpotensi mengakibatkan virus tersebut telah berada di Tanah Air.

Bagaimana dampak varian virus ini di Indonesia?

Meski tidak begitu berdampak besar, semakin efektif dan efesiennya virus melakukan replikasi dan infeksi. Virus ini akan berdampak pada sistem pelayanan kesehatan.

Menurut penilaian Dicky, sampai saat ini pandemi Covid-19 Indonesia belum terkendali. Masuknya varian baru Covid-19 ini berpotensi mengganggu keberhasilan program vaksinasi Covid-19 ke depan. Belum tentu mengganggu vaksin Covid, tetapi akan mengganggu program vaksinasi, karena meningkatkan produksi yang tadinya 2 bisa jadi 3.

Lebih dari itu varian baru Covid-19 berdampak pada harus semakin tinggi dan terencananya efikasi vaksin Covid-19. Diperkirakan varian ini juga akan menyerang kelompok produktif dan aktif sehingga semakin memberatkan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air.

“Ini menambah lagi memberatkan dan memperburuk pandemi kita. Saya tidak menakut-nakuti tapi itu lah yang harus direspons,” pungkasnya.

Jika harus jujur, kebijakan yang diambil di Indonesia dalam hal sistem pengetatan diperbatasan serta pintu masuk Indonesia masih memang masih longgar. Berbeda jauh dengan Jepang, atau paling dekat Singapore.

Di Jepang setiap warga yang datang ke negaranya wajib langsung isolasi selama 14 hari di sekitar bandara. Kebijakan tidak boleh keluar bandara selama dua pekan ini tentu sangat mempengaruhi pengendalian penyebaran virus corona di Jepang.

Bagaimana dengan Indonesia? *Ingeu

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar