Awal Tahun, Kinerja Mensos Risma di Kritik Habis-habisan

Penghuni Kolong Jembatan Tol Waru-Tanjung Perak Merasa Dianaktirikan Risma
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id – Menteri Sosial yang baru, Tri Rismaharini, mengubah bentuk bantuan sosial (bansos) untuk warga terdampak COVID-19. Awalnya bantuan berupa sembako, kini berbentuk tunai. Bantuan langsung tunai (BLT) akan mulai disalurkan pada 4 Januari 2021. Namun sebelum itu terealisasi, terjadi kerumunan saat pembagian bansos. Misalnya di Kantor Pos Sekejati Jalan Soekarno Hatta Bandung pada 29 Desember 2020. Antrean padat, antar orang tidak berjarak, banyak yang sekadar pakai masker kain. Ini terekam dalam video 14 detik yang dibagikan seorang pengguna Twitter.

Kondisi serupa juga terjadi di halaman gedung belakang Kantor Pos Bandung di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Mereka berasal dari beberapa kelurahan, seperti Cigereleng, Pungkur, Ciseureuh, Cikawao, dan Sukapura.

Bagi pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, kejadian di Bandung bisa diminimalisasi jika Risma melakukan sosialisasi masif. “Bu Risma ini menurut saya action saja,” katanya dilansir Tirto, Rabu.

Sentilan kepada Mensos juga dilontarkan, Politisi PKB Luqman Hakim. Lukman menyoroti pernyataan Mensos yang melarang dana BLT untuk membeli rokok. Menurut Luqman, rakyat sudah pintar dan tahu prioritas kebutuhannya sendiri.

“Fokuslah di soal ini, rakyat sudah tahu prioritas kebutuhan akan beli apa dengan Rp 300 ribu itu. Tidak usah pusing soal beli rokok. Rakyat tidak bodoh, Bu,” tandasnya.

Disisi lain, Pengamat politik, Rocky Gerung menilai ada agenda besar mengapa PDIP memilih Risma untuk menjadi menteri sosial. Karena menurutnya, masyarakat tentu akan sensitif soal siapa dan dari partai mana kursi Mensos tersebut diisi.

“Ini apalagi, yang bekasnya adalah koruptor sekarang malah diganti dari partai yang sama,” ujar Rocky Gerung sebagaimana dikutip hajinews.id dari kanal YouTube resminya, Sabtu, 26 Desember 2020.

Rocky juga menambahkan bahwa Risma diingat oleh publik sebagai sosok yang suka marah-marah.

“Tentu kebijakan Departemen Sosial tidak bisa dengan ngomel-ngomel karena ini menyangkut anggaran yang sangat besar,” tuturnya.

Jabatan baru yang diemban Risma tentunya tidak ringan. Banyak pekerjaan rumah dan tantangan yang harus dilakukan untuk bisa menjawab ekspektasi publik. Pengamat Politik Surabaya Survei Centre (SSC), Mochtar W Oetomo menilai, sabagai Mensos, Risma langsung berhadapan dengan situasi sosial yang pelik. Pandemi Covid-19 yang masih jauh dari kata akhir menyisakan banyak problem sosial yang harus mendapat perhatian dan penyelesaian.Risma juga harus menghadapi berbagai problem di dalam internal kementerian yang ditinggalkan oleh Mensos sebelumnya yang ditangkap KPK. Kooordinasi, konsolidasi, dan berbagai pembenahan internal kementerian dinilai bukan hal yang gampang dan memerlukan energi tersendiri.

“Ibu Risma mau tidak mau harus berhadapan dengan citra diri lembaga kemensos yang bisa dibilang ada pada titik nadir dengan berbagai kasus yang menjerat Mensos-Mensos sebelumnya,” ujarnya.

(Sitha/dbs).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *