Larangan Dicabut, Pesanan Penerbangan ke Saudi Membludak

Saudi Arabian Airlines. Foto Ihram
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Kerajaan Saudi akhirnya mencabut larangan sementara perjalanan ke negaranya. Keputusan tersebut berdampak pada membludaknya pesanan tiket perjalanan dari warga Saudi dan ekspatriat yang berada di luar negeri.

Perjalanan menuju Saudi baik melalui udara, darat dan laut telah ditangguhkan selama dua minggu, setelah ditemukannya varian baru Covid-19 di Inggris maupun tempat lain. Strain mutan baru virus ini disebut 70 persen lebih menular daripada aslinya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dilansir Ihram.co.id dari Arab News, Senin (4/1), izin perjalanan dilanjutkan pada pukul 11 pagi, Ahad (3/1). Meski demikian, orang non-Saudi yang datang dari negara-negara di mana varian baru virus telah terdeteksi, diminta untuk tinggal setidaknya 14 hari di luar negara-negara tersebut dan melakukan tes PCR sebelum memasuki Kerajaan.

Hingga berita ini dibuat, dilaporkan masih banyak ekspatriat yang terjebak di luar negeri. Mereka berusaha berjuang untuk kembali ke Kerajaan, dengan ketersediaan penerbangan yang terbatas.

Terjebak di luar Saudi

Seorang pekerja sektor swasta, Nasir Jawed, meninggalkan Kerajaan awal tahun lalu. Ia memutuskan menghabiskan waktu bersama keluarganya di India, dan tidak dapat kembali sejak itu. Dia sekarang terdampar di Dubai.

“Pertama saya mendekam selama 10 bulan di India menunggu penerbangan dilanjutkan. Sekarang, lagi-lagi, ketika saya mencapai UEA untuk kembali ke Arab Saudi, setelah tetap berada di UEA selama 14 hari karantina, penerbangan ke Arab Saudi kembali dibatalkan,” lanjutnya.

Jawed mengatakan dia kesulitan membuat tiket penerbangannya diterbitkan kembali, seperti maskapai lainnya. Penerbangan Saudia paling awal yang tersedia ke Arab Saudi adalah dalam 16 hari, yang mungkin menjadi masalah bagi pekerja kerah biru yang tidak mampu tinggal di hotel.

“Penerbangan maskapai lain juga penuh. Kondisi yang sama, masalah yang sama. tidak ada penerbangan selama beberapa hari ke depan,” kata dia.

Kasus varian virus korona baru, SARS-CoV-2 B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada September dan dipublikasikan pada November, telah berkembang pesat.

Kasus yang sama dilaporkan terjadi di Turki, Islandia, Yordania, UEA, Jepang, Lebanon, Pakistan, Singapura, Korea Selatan, Cina, India, Australia, Taiwan, AS, Kanada, Chili, Australia dan Brasil. Afrika Selatan bahkan mencatat strain varian lain, yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 501.V2.

Beberapa negara mengambil tindakan pencegahan serupa dengan Arab Saudi untuk mencegah penyebaran varian baru. Walaupun mereka lebih mudah menular, tidak ada bukti yang menunjukkan varian baru ini menyebabkan penyakit yang lebih serius atau bahkan menyebabkan kematian. (ingeu/dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *