Mendag Lutfi Lapor ke Jokowi Ketemu ‘Harta Karun’ untuk Ekspor, Nilainya Rp500 Triliun

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id – Indonesia menemukan ‘harta karun’ baru dalam komoditas ekspor. Menteri Perdagangan M. Lutfi bahkan menyebut nilainya sampai ratusan triliun, komoditas tersebut adalah sarang burung walet.

“Sarang burung walet ini sesuatu yang menarik, saya sudah lapor ke Bapak Presiden karena saya bilang, saya yakin pertumbuhan yang ditargetkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) akan tercapai oleh Kementerian Perdagangan,” kata M. Lutfi Peluncuran Platform Dagang Digital Indonesia Store (IDNStore), dilansir riausky.com pada Kamis (14/1/21).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selama ini Indonesia mengandalkan banyak komoditas lain demi mengejar defisit neraca perdagangan, mulai dari lemak dan minyak hewan/nabati sebesar, mesin dan perlengkapan elektrik hingga kendaraan dan bagiannya. Sayang, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih kerap terjadi tiap kuartalnya. Kali ini, sarang burung walet yang coba menjadi andalan.

“Kita ini penghasil pengekspor konon kabarnya 2.000 ton burung walet, 110 ton di antaranya sudah terakreditasi dan dijual langsung ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok. Bisa dibayangkan dari 110 ton, 1 Kg nilainya Rp 25 juta dan sisanya kita lewati beberapa negara singgahan. Hong Kong, Vietnam, Malaysia dan ujungnya sampai juga ke RRT. Harga tersebut kita hitung kali 2.000 ton saja kali Rp 25 juta nilainya Rp 500 triliun, artinya US$3,5 billion,” kata M. Lutfi.

Pemerintah Indonesia sudah mengajukan agar Pemerintah RRT dapat memberikan bimbingan teknis bagi perusahaan sarang burung walet Indonesia sehingga dapat memenuhi ketentuan kapasitas dan syarat eksportasi ke RRT.

Pengolahan sarang burung walet (foto MediaIndonesia)

 

Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara eksportir sarang burung walet ke RRT dengan pangsa pasar sebesar 75,3 persen. Nilai impor sarang burung walet RRT dari Indonesia pada periode Januari–November 2020 mencapai USD 350,93 juta, atau meningkat sebesar 88,6 persen dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 186,07 juta.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *