Miris, Warga Mengungsi ke Kandang Ayam dan Rumah Kebun, Gempa Majene

Warga Majene yang mengungsi (foto: kompas)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Takut terjadi tsunami dan gempa susulan, ratusan warga di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat mengungsikan keluarga serta anak-anak mereka ke kandang ayam atau rumah kebun yang diperkirakan aman dari gempa.

Gempa tektonik magnitudo 5,9 pada Kamis (14/1/2021) yang berpusat di Kecamatan Malunda Majene, menyebabkan dua tebing batu di jalur Trans Sulawesi longsor.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bongkahan batu raksasa yang menggelinding membuat warga setempat dan pengendara khawatir mendekati titik longsor. Akses jalan tertutup bongkahan batu raksasa yang ukurannya melebihi ketinggian manusia.

Kabid Kedaruratan BPBD Majene Sirajuddin menyebutkan, pihaknya kini terus melakukan validasi data kerusakan pasca gempa.

Namun gempa tektonik yang berpusat di Majene, menyebabkan 2 titik pegunungan di wilayah Majene longsor. Bongkahan batu raksasa terus menggelinding hingga menutup akses jalan Trans Sulawesi.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait longsor di jalan Trans Sulawesi. Saat ini, tim tanggap bencana dan semua stakeholder seperti TNI-polisi dan Dinas Perhubungan terus berkoordinasi agar akses jalan yang tertutup longsor bisa diakses warga dan pengguna jalan secara normal.

“Kami sementara masih melakukan pendataan pasca gempa. Ada 2 titik longsor yang menutup akses jalan Trans Sulawesi. 20 rumah warga dilaporkan rusak berat hingga rusak ringan. Sementara ada ratusan warga yang takut gempa susulan mengungsi ke kandang ayam. Saat ini kita sedang melakukan edukasi kepada masyarakat pascagempa,” jelas Sirajuddin, dilansir kompas, Jum’at (15/1/2021).

Warga yang panik dan khawatir dengan adanya gempa susulan memilih mengungsi malam hari ke berbagai lokasi.

Misalnya, warga di Kecamatan Malunda, Majene, mereka mengungsi ke kandang ayam bersama istri dan anak-anak mereka.

Sedangkan sejumlah keluarga lainnya mengungsi ke rumah kebun yang diperkirakan aman dari bencana gempa jika sewaktu-waktu terjadi.

Pemerintah setempat telah melakukan pendataan sementara, tercatat ada sekitar 20 rumah warga yang dilaporkan mengalami kerusakan parah hingga ringan.

Meski berbagai instansi pemerintah serentak melakukan edukasi melalui berbagai saluran terkait situasi pascagempa, namun warga tetap saja ada yang panik dan ketakutan terkait gempa susulan hingga mereka memilih mengungsi ke kandang ayam atau rumah kebun dan tenda darurat.

Sirajuddin mengatakan, tim penanggulangan bencana telah turun bersama melakukan edukasi pascagempa.

Pemerintah mengimbau warga agar tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang tidak jelas asal usulnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *