Warna kekuasaan terjumpai seiring dengan wujudnya alumni HMI yang mengisi pos-pos kekuasaan. Sehingga dalam pengisian kursi kekuasaan, diperlukan mobilisasi massa. Maka, kader HMI aktiflah yang turut memberikan kontribusi suara, sekaligus dalam kasus tertentu menjadi tim sukses.
Purnomo (2017) ketika menyelesaikan menyelesaikan disertasi di University of New South Wales, Australia, mengemukakan temuan bahwa alumni HMI merupakan contoh kesuksesan, sekaligus sebagai contoh kegagalan politik substansial.
Dimana HMI tidak menjadi sebuah partai, namun dikenal dengan sebutan HMI Connection. Disebut sebagai bagian dalam penggulingan Gus Dur.
Cerita itu belum terverifikasi, namun menjadi percakapan di media sosial. Apapun itu, dimensi HMI beragam dalam spektrum yang lima. Bukan hanya dalam politik, sebagai salah satu lahan pengabdian dan juga metode mewujudkan insan cita.
HMI, kader, dan juga alumninya, terlahirkan dengan semangat yang bertumpu pada umat dan bangsa. Setelah fase sebagai kader, maka sepenuhnya menjadi kader umat dan bangsa.
Kerja-kerja keumatan dan kebangsaan yang akan menjadi orientasi sekaligus sebagai wawasan. Pada dua itu jika tetap kukuh, HMI akan menjadi salah satu pilar keindonesiaan tercinta.