Menristek Dorong Kombinasi Sambiloto hingga Jahe Merah Jadi Suplemen COVID-19

Menristek Dorong Kombinasi Sambiloto hingga Jahe Merah Jadi Suplemen COVID-19
Bambang Brodjonegoro
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pihaknya tengah mengembangkan suplemen spesifik khusus COVID-19. Namun, Kemenristek mengalami kendala karena BPOM masih membutuhkan sejumlah data untuk izin edarnya.

Rencananya, suplemen tersebut tak hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga spesifik untuk COVID-19.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Masih ada kelengkapan data yang terus diminta, sehingga sampai Februari ini kami cek ke BPOM mereka belum bisa memberikan keputusan apakah suplemen yang dimaksud spesifik COVID-19, jadi bersifat fitofarmaka,” ungkap Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (3/2).

Bambang menuturkan, ia ingin Indonesia bisa mengikuti jejak Thailand yang sudah menetapkan sambiloto sebagai suplemen herbal yang cocok untuk pengobatan corona.

Uji klinis suplemen herbal ini sebelumnya pernah dilakukan di Wisma Atlet Kemayoran bekerja sama dengan LIPI pada Agustus 2020. Kombinasi suplemen tersebut adalah sambiloto, jahe merah, meniran dan cordyceps.

“Dan kami juga ingin ikuti jejak Thailand yang menyatakan sambiloto adalah suplemen herbal yang cocok atau spesifik untuk COVID-19. Mudah-mudahan kalau BPOM bisa segera ambil keputusan akan membantu kita. Beberapa produk yang dihasilkan meskipun enggak spesifik, ada bentuk teh, jamu, minuman, dan vitamin,” jelas Bambang.

“Sebagai info, yang dites kombinasi jahe merah, sambiloto, meniran dan cordyceps. Semua sudah dapat izin BPOM, tapi belum spesifik COVID,” lanjutnya.

Ia mengakui ke depannya akan terus menambah kemampuan suplemen herbal tersebut agar bisa dipakai spesifik untuk COVID-19. Bambang juga berharap BPOM bisa segera mengeluarkan izin edarnya, sehingga bisa membantu pencegahan maupun pengobatan sampai setelah vaksinasi selesai.

“Kita pahami tugas berat BPOM dan kehati-hatian sehingga sejak Agustus ketika selesai uji klinis sampai hari ini belum keluar. Meskipun hasilnya, saya juga kalau mendorong terlalu cepat tak mau BPOM sulit ambil keputusan. Akan kami tambah dengan kayu putih, VCO, kurkumin, dan lainnya,” pungkas Bambang.

Sumber : kumparan

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *