Jakarta, hajinews.id – Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia, setelah sempat berobat karena infeksi TB usus. Dilansir detik.com, Asisten Ustadz Maaher, Djuju Purwanto mengatakan Ustadz Maaher sempat dirawat di RS Polri dan sempat minta pindah untuk dirawat di RS UMMI Bogor.
Ustadz Maaher meninggal di Rutan Bareskrim Pori pada pukul 19.45 WIB. Jenazah disemayamkan dahulu di kediamannya di Pondok Gede Bekasi sebelum dimakamkan di Darul Quran, Tangerang.
Lantas apa itu TB Usus?
Mycobacterium tuberculosis penyebab TB atau tuberkulosis umumnya terjadi di sistem pernapasan, khususnya paru-paru. Namun dalam banyak kasus, infeksi menyebar ke organ lain mulai dari otak (meningitis TB), tulang (TB tulang), hingga payudara (mastitis TB).
Infeksi TB di luar paru-paru dikenal sebagai extra pulmonary TB, yang angka kejadiannya sekitar 20 persen dari kasus TB secara umum. Dari angka tersebut, 10 persen di antaranya terjadi di abdominal atau perut yang antara lain mencakup usus.
Ada berbagai cara infeksi TB bisa sampai ke perut, di antaranya:
- masuk bersama makanan dan susu yang terkontaminasi
- menyebar dari organ lain melalui darah maupun kelenjar getah bening
- lewat cairan paru yang masuk ke perut.
Dikutip dari Healthline, gejala TB usus bisa berupa:
- nyeri perut
- nafsu makan berkurang
- berat badan turun
- diare atau konstipasi
- mual-muntah
- terasa ada massa di dalam perut.
- Termasuk juga TB usus, berbagai infeksi TB yang bisa terjadi di area perut
Konsultan pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menjelaskan, secara umum TB membutuhkan penanganan tepat dan cepat. Pasalnya, pengobatan yang terlambat tak jarang menimbulkan komplikasi lebih besar.
*Kalau tidak ditangani dengan baik atau kadang-kadang terdeteksinya terlambat. Artinya, pasien mencret-mencret taunya TB usus. Sering pasien datang terlambat ke rumah sakit,” terang Prof Ari saat dilansir detikcom, Selasa (9/2/2021).
Penanganan TB usus menggunakan jenis obat anti TBC, sama dengan TB paru-paru. Yang membedakan, pengobatan untuk TB ekstra paru membutuhkan waktu lebih lama daripada TB paru-paru. Pengobatan TB paru umumnya membutuhkan waktu 6 bulan, sementara TB usus membutuhkan waktu sekitar 9 bulan.