Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.
Hajinews – Lantas bagaimana caranya,
karena kritik itu banyak cara,
ada yang unjuk rasa,
ada yang buka bicara,
ada yang menulis kata-kata,
atau mungkin bernada agak menista,
walau tidak dengan sengaja,
tapi kalau pemimpinnya cukup dewasa,
tentu tidak kan langsung dimasukan penjara…
Lantas bagaimana dengan nasib napi,
bila tidak boleh dikunjungi,
proses hukum tanpa didampingi,
diadili tiada saksi,
padahal hukum identitas negeri,
masyarakatnya dikenal berbudi,
tapi negeri berubah menjadi ngeri,
hingga pemikir takut bernyanyi,
sekali bunyi meringkuk dijeruji…
Lantas bagaimana bisa berperan,
bila cendekiawan sulit menyampaikan pikiran,
sebagai jalan keluar penyelesaian,
tuk keluar dari kemelut kenegaraan
yang tentu bersebrangan dengan kebijakan,
nanti dianggap radikal tidak toleran,
digelandang jadi tahanan,
dianiyaya hingga kematian…
Lantas bagaimana nasib bangsawan pemikiran,
apakah berpangku tangan,
lenyap konsep hilang pandangan,
karena ada sebaris pasukan,
yang lumayan mendapat bayaran,
kerjaannya mengolok, menjatuhkan kehormatan,
alangkah sadisnya ini kehidupan.
jauh dari keadaban kemanusiaan…
(azs, 1622021).