Shamsi Ali: Jangan-jangan NKRI Menuju Partai Tunggal?

Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali (foto: ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Isu radikal yang terus-menerus diarahkan kelompok tertentu kepada kelompok lain dan tokoh-tokoh di Indonesia membuat Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali, menaruh curiga bahwa bangsa ini tengah dipecah belah. Politik yang juga disebut devide et impera pernah dijalankan Belanda kala menjajah Indonesia.

“Ini kan apa yang terjadi di masa lalu zaman Belanda kembali lagi. Yang kita khawatirkan ini bahwa semuanya akan kena. Ada yang sebagian dirangkul, sebagian didorong dan ditendang, dan ini tujuannya adalah pelemahan semuanya,” ujar Shamsi Ali dalam sebuah diskusi, sebagaimana dilansir eramuslim, Selasa (16/2).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Shamsi Ali, dengan pelemahan di tengah-tengah umat Islam, maka terpecahlah bangsa Indonesia. Jika begitu maka bangsa Indonesia akan mengalami keterpurukan.

Imam asal Sulawesi Selatan itu menganggap tujuan dari pelemahan itu untuk menjadikan partai tunggal yang kuat di Indonesia. Dengan begitu, partai ini bisa dengan leluasa memutuskan sebuah kebijakan sesuka mereka.

“Jangan-jangan ada tujuan khusus untuk menjadikan satu partai tunggal yang hebat dan kuat di Indonesia, sehingga tidak ada lagi oposisi sehingga apa pun yang ingin diputuskan bisa dilakukan oleh yang berkuasa,” katanya.

Hal itu jelas amat mengkhawatirkan bagi kehidupan bernegara di Tanah Air. Untuk itu, menurut Shamsi Ali, pertahanan bangsa Indonesia harus dikukuhkan. Dia melihat ada dua pertahanan bangsa ini yang perlu dikuatkan, yakni umat Islam dan TNI.

“Nah kalau dua hal ini dipecah-belah dan dilemahkan, maka Indonesia menjadi lemah, maka orang-orang yang punya kepentingan untuk melihat Indonesia lemah ini pasti bertepuk tangan di balik layar,” katanya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *