Daftar Donatur Palestina
Hajinews — Proses vaksinasi terus berlanjut dengan mengedepankan prioritas. Dalam menghadapi datangnya bulan Ramadhan, proses vaksinasi pun turut dijadwalkan sedemikian rupa agar tak mengganggu jalannya ibadah puasa bagi umat muslim.
Kasus Covid yang belum benar-benar terkendali, tak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia, Virus yang datang dari Wuhan ini, betul-betul menyebabkan pergerakan masyarakat menjadi dibatasi.
Bekerja di dalam rumah, sekolah di rumah, dan beraktivitas harus di dalam rumah, hal ini juga sangat merugikan perekonomian masyarakat. Dengan adanya vaksin, setiap negara di seluruh dunia menjadikannya secercah harapan.
Bulan Ramadhan sudah semakin dekat, dan diberitakan sebelumnya, bahwa pemerintah telah memulai program vaksinasi tahap dua dengan sasaran petugas pelayanan publik dan para lanjut usia (lansia). Adapun rinciannya terdiri dari 16,9 juta pekerja publik dan 21,5 juta lansia.
Skema vaksinasi di bulan Ramadhan ini, lanjut Jokowi, harus tetap dilakukan demi terbentuknya kekebalan masyarakat terhadap virus Covid-19.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi 182 juta penduduk, pemerintah sudah mendapat komitmen pengadaan 140 juta dari Sinovac, AstraZeneca sebanyak 50 juta, Pfizer 50 juta, dan Novavac 50 juta vaksin.
Tapi, kita masih kekurangan sekitar 120 juta dosis vaksin.
Dilansir Kabarbesuki dari PMJNEWS.com, Kamis (18/2), “Di bulan puasa, vaksinasi dilakukan malam hari. Yang di kawasan non muslim tetap siang hari,” ujar Jokowi.
“Kita memulai vaksinasi untuk pelayan publik dan pekerja publik yang dalam kalkulasi kami ada 16,9 juta,” ungkap Jokowi saat memberikan keterangan di sela peninjauan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut untuk proses vaksinasi Covid-19 di bulan Ramadhan, khusus bagi umat muslim akan dilakukan pada malam hari. Sementara bagi umat non muslim vaksinasi dilakukan pada siang hari.(dbs)
