Epidemiolog UI Minta Menkes Hentikan Vaksin Nusantara, Ini Alasannya

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono (foto: ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menghentikan vaksin nusantara demi kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia. Pasalnya, vaksin nusantara yang mengandung vaksin dendritik, sebelumnya banyak digunakan untuk terapi kepada pasien kanker yang merupakan terapi yang bersifat individual.

Menurut Pandu, untuk imunoterapi kanker bukan karena setiap orang diberi jumlah sel dendritik, tetapi karena setiap orang sel dendritik-nya bisa mendapat perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini yang disesuaikan adalah perlakuan terhadap sel dendritik tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Oleh karena itu, Pandu Riono meminta menkes menghentikan vaksin nusantara demi kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.

“Itu kan menggunakan anggaran pemerintah (Kemenkes) atas kuasa Pak Terawan sewaktu menjabat Menkes,” ucapnya. Sebagaimana dilansir jpnn, Ahad (21/2).

Sementara itu, ahli biomolekuler dan vaksinolog, Ines Atmosukarto berpandangan bahwa vaksin nusantara datanya diduga belum terlihat. Data uji klinis I belum terlihat dan belum d-iupdate ke data uji klinis global.

“Seharusnya tercatat semua di situ, terakhir saya cek belum ada update hasil uji klinisnya. Apakah vaksin tersebut aman, datanya belum aman,” kata Ines.

Menurut Ines, ada prosedur yang harus dilewati, yakni mendapat izin dari Komite Etik, setiap protokol uji klinis dapat izin dari mereka.

“Yang perlu dicari Komisi Etik mana yang mengizinkan ini, apakah mereka sudah mendapatkan data yang lengkap,” tanya Ines.

Untuk diketahui, vaksin nusantara yang inisiasi mantan Menkes Terawan Agus Putranto, memulai tahap uji klinis kedua di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang, Selasa (16/2). Penelitian ini dilaksanakan di RS Kariadi Semarang bekerja sama dengan RSPAD Gatot Subroto dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan.(dbs)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *