2 Dosa Besar yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal Dunia

Terdapat beberapa dosa yang tidak terputus dan akan tetap mengalir meski orang tersebut telah meninggal dunia.

Oleh karenanya, bagi umat muslim yang melakukan kesalahan atau dosa maka segeralah untuk bertobat. Betapa menyedihkannya, bila perbuatan yang ditimbulkannya merupakan dosa jariyah.

Umat manusia pasti mengetahui bahwa setelah meninggalkan dunia semua perbuatan yang dilakukannya di dunia akan dihisab di akhirat.

Satu hal yang perlu diketahui adalah malaikat mencatat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang dikerjakan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan kita.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Yasin ayat 12: “Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan, dan berkas-berkas yang mereka tinggalkan dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfudz).”

Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, maka Allah SWT akan mencatat amal baik itu dan memberikan ganjaran dari apa yang diamalkan.

Oleh karenanya, agama Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan amal kebaikan yang dapat memberikan pengaruh bagi orang lain.

Dengan begitu, orang yang beramal baik tersebut mendapatkan pahala dari amal yang kita kerjakan sekaligus dampak baiknya.

Begitupun sebaliknya, apabila seseorang melakukan amal keburukan atau maksiat maka orang tersebut pun akan menuai dosa beserta dengan dampak buruk yang akan didapatkannya.

Rasulullah SAW selalu mengingatkan kepada umatnya agar berhati-hati agar tidak terjebak dalam dosa jariyah.

Dosa jariyah adalah dosa yang akan terus mengalir kepada orang yang melakukan meski orang tersebut telah meninggal dunia.

Dilansir dari kanal Youtube Jamaah Nurul Qolbi, terdapat beberapa dosa yang akan terus mengalir meski orang yang melakukannya telah meninggal dunia.

1. Mempelopori perbuatan maksiat

Orang yang melakukan perbuatan maksiat di hadapan orang lain, kemudian banyak orang yang mengikuti perbuatannya dapat menimbulkan dosa jariyah. Sekalipun orang tersebut tidak mengajaknya untuk mengikutinya.

Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW pernah berkata: “Barangsiapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikit pun dosa mereka,” (HR. Muslim).

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa meski orang yang menjadi pelopor kemaksiatan tersebut tidak mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, namun perbuatan tersebut dapat memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan tersebut.

Anak Adam yang pertama kali membunuh, maka dia akan dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu,” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Mengajak melakukan kesesatan dan maksiat

Orang yang menyeru atau mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan dosa, maka akan mendapatkan pula dosa dari para pengikutnya.

Hal ini juga telah dijelaskan oleh Allah SWT yang tertuang dalam Qur’an Surat An-Nahl ayat 25, “Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa yang orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).”

Bahkan, sekalipun orang yang menyuruh orang lain berbuat dosa meski ia sendiri tidak melakukannya.

Akan tetapi, orang tersebut mendapatkan dosa dari orang lain yang melakukan apa yang diperintahkannya.

Orang-orang inilah yang akan mendapatkan dosa meski sudah meninggal dunia. Semoga bermanfaat.

Sumber: ringtimes