Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban: Virus Corona B117 Keliru jika Dianggap Super Spreader

Prof. Zubairi Djoerban. /Twitter.com/@ProfesorZubairi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Profesor Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Covid-19 dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), menjelaskan segala hal tentang virus corona B117 yang kasusnya diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2021. Virus corona B117 dilaporkan telah menginfeksi dua pekerja migran asal Karawang, Jawa Barat, yang baru pulang dari Arab Saudi.

Virus corona B117 pertama kali ditemukan kasusnya di Inggris pada tahun 2020 lalu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selama ini, virus corona B117 umum diketahui memiliki daya penyebaran yang lebih cepat (super spreader) dibandingkan varian virus sebelumnya.

Namun, menurut keterangan Prof. Zubairi Djoerban, anggapan demikian keliru.

Prof. Zubairi Djoerban, melalui utas yang dibagikannya di akun @profesorzubairi dilansir Pikiran Rakyat, Rabu (3/3/2021), mengatakan bahwa yang istilah yang lebih tepat adalah super shedder.

“Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas,” tulisnya.

“Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang.”

Adapun yang selama ini menjadi anggapan virus corona B117 menular lebih cepat karena jumlah virusnya berkembang lebih banyak di saluran napas manusia.

“Yang jelas, dia ini berkembang biak lebih banyak saat numpang hidup di saluran napas manusia. Sehingga, virus ini muncul dengan jumlah lebih banyak juga. Hal itu yang menyebabkan penularannya lebih cepat.”

Banyak yang mengira dengan turunnya kasus, pandemi hampir berakhir. Belum. Jenis korona lama memang berkurang. Tapi strain B.1.1.7 bertambah dan telah ditemukan di Indonesia.
Lalu, apa bedanya B.1.1.7 dengan virus asli sebelumnya?— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) March 3, 2021

Prof. Zubairi Djoerban juga mengatakan bahwa keberadaan virus corona B117 tetap bisa terdeteksi dengan metode swab test PCR.

Prof. Zubairi Djoerban mengajak masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada dengan keberadaan virus corona B117 di Indonesia.

“Saya menyampaikan ini agar kita waspada. Tidak bermaksud bikin takut,” tulisnya.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *