Inilah Cara Menyambut Bulan Sya’ban, Diantaranya Mengerjakan Salat Sunnah Tasbih

Inilah Cara Menyambut Bulan Sya'ban, Diantaranya Mengerjakan Salat Sunnah Tasbih
ilustrasi: bulan sya'ban
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Salat sunnah tasbih, adalah Salat sunnah yang jarang dikerjakan oleh sebagian besar umat muslim, hal tersebut dikarenakan lamanya waktu dalam praktiknya, meskipun demikian bagi sebagian muslimin ada yang tetap mengerjakannya, pada setiap bulan Sya’ban.

Pada saat bulan Sya’ban tiba, sebagian umat muslim mengerjakan Salat sunnah tasbih, baik diawal bulan, pertengahan bulan, bahkan ada yang mengerjakan diakhir bulan, dalam pengerjaan tersebut, tentu saja berdasarkan hadits Rasulullah SAW, yang menjelaskan tentang tata cara Salat sunnah tasbih.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam pelaksanaan Salat sunnah tasbih, yang sebagian besar dilaksanakan pada bulan Sya’ban, para ulama menyebutkan bahwa, Salat sunnah tasbih jika dikerjakan pada malam hari, maka cara pengerjaannya dikerjakan 2 raka’at dengan 1 kali salam, dan pada siang hari dikerjakan 4 rakaat dengan 1 kali salam, Ulama sepakat bahwa jumlah rakaat salat sunnah tasbih adalah 4 rakaat.

Sebagaiamana dikutip dari berbagai sumber, terdapat beberapa hadits yang menerangkan tentang Salat sunnah tasbih, antara lain hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (1297) dari riwayat Ibnu ‘Abas RA sebagai berikut:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلَا أُعْطِيكَ أَلَا أَمْنَحُكَ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً

Artinya: Rasulullah SAW bersabda kepada Abbas bin Abdul Muththalib, “Wahai Abbas, wahai pamanku, maukah engkau aku beri? maukah engkau aku karuniai? maukah engkau aku beri hadiah? maukah engkau aku ajari 10 pekerti? Jika engkau melakukannya, Allah mengampuni dosamu, dosa yang awal dan yang akhir, dosa yang lama dan yang baru, dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja, dosa yang kecil dan yang besar, dosa yang samar dan dosa yang terang, 10 pekerti tersebut adalah:

Engkau salat empat rakaat, pada setiap rakaat engkau membaca Al-Fatihah dan satu surat di dalam Alquran, jika engkau telah selesai membaca surat pada awal rakaat, sementara engkau masih berdiri, engkau membaca,

سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الا الله والله أكبر

Sebanyak 15 kali, kemudian engkau ruku’, maka engkau ucapkan tasbih itu sebanyak 10 kali, kemudian engkau angkat kepalamu dari ruku’, lalu ucapkan tasbih itu sebanyak 10 kali, kemudian engkau turun sujud, ketika sujud engkau ucapkan tasbih itu sebanyak 10 kali, kemudian engkau angkat kepalamu dari sujud, maka engkau ucapkan tasbih itu sebanyak 10 kali, kemudian engkau bersujud, lalu ucapkan tasbih itu sebanyak 10 kali, kemudian engkau angkat kepalamu, maka engkau ucapkan tasbih itu sebanyak 10 kali. Maka itulah 75 tasbih pada setiap satu rakaatnya.

Engkau lakukan itu dalam empat rakaat, jika engkau mampu melakukan Salat tersebut setiap hari sekali, maka lakukanlah, jika engkau tidak melakukannya, maka lakukan setiap bulan sekali, jika tidak, maka lakukan setiap tahun sekali, jika engkau tidak melakukannya, maka lakukan sekali dalam seumur hidupmu”.

Imam An-Nawawi didalam kitab Al-Adzkar beliau mengatakan berkenan dengan waktu pelaksanaan Salat sunnah tasbih:

فإن صلى ليلاً فأحبّ إليّ أن يسلّم في ركعتين؛ وإن صلّى نهاراً، فإن شاء سلّم، وإن شاء لم يسلم

Artinya: “Apabila Salat dilakukan pada malam hari maka yang lebih kusukai 1 salam dalam dua rakaatnya. Namun jika di siang hari maka lebih kusukai 1 salam setiap dua rakaatnya”.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami di dalam kitabnya Al-Minhajul Qawim (203) menegaskan:

و صلاة التسبيح وهي أربع ركعات يقول في كل ركعة بعد الفاتحة والسورة: سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر، زاد في الإحياء: ولا حول ولا قوة إلا بالله خمس عشرة مرة وفي كل من الركوع والاعتدال وكل من السجدتين والجلوس بينهما والجلوس بعد رفعه من السجدة الثانية في كل عشرة فذلك خمس وسبعون مرة في كل ركعة

Artinya: “Adapun salat sunnah tasbih, yaitu dikerjakan 4 rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat

سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله أكبر

sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca kalimat tersebut sebanyak 10 kali. Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat.”

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan tata cara pelaksanaan salat sunnah tasbih sebagai berikut:

  1. Setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya, sebelum ruku’ terlebih dahulu membaca tasbih sebanyak 15 kali. Setelah itu baru kemudian ruku’.
  2. Pada saat ruku’ membaca tasbih sebanyak 10 kali. Setelah itu baru kemudian bangun untuk i’tidal.
  3. Pada saat i’tidal membaca tasbih sebanyak 10 kali, baru kemudian sujud.
  4. Pada saat sujud pertama membaca tasbih sebanyak 10 kali, baru kemudian bangun untuk duduk.
  5. Pada saat duduk di antara sujud membaca tasbih sebanyak 10 kali, baru kemudian melakukan sujud yang kedua.
  6. Pada saat sujud kedua sebelum bangun membaca tasbih sebanyak 10 kali.
  7. Setelah sujud yang kedua tidak langsung bangun untuk berdiri memulai rakaat yang kedua, namun terlebih dahulu duduk untuk membaca tasbih sebanyak 10 kali.

Setelah itu barulah bangun untuk berdiri kembali memulai rakaat yang kedua, maka bilangan dalam satu rakaat membaca tasbih sebanyak 75 kali.

Pada rakaat yang kedua tata cara pelaksanaan salat sunnah tasbih sama dan sebelum salam membaca tasbih sebanyak 10 kali, baru kemudian salam

Sumber: mantrasukabumi

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *