Perilaku Politik Sengkuni

Perilaku Politik Sengkuni
Prof . Abd.Rasyid Masri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Prof . Abd.Rasyid Masri (Akademisi UIN Alauddin)

Hajinews – Perilaku cerdas tapi licik, perilaku tak pandai terima kasih, haus akan kekuasaan, penghianat kawan seiring, menghalalkan segala cara sering dikaitkan dengan tipikal personaliti politik ala Sengkuni, sosok Sengkuni representasi perilaku politik yang tak ber etika dan bermartabat sebagaimana banyak dimainkan oleh para politisi di negeri nusantara kerajaan era Astina dalam kisah Mahabarata kalau tak mau disebut negeri Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kisah kudeta Sengkuni yang mau jadi Pati kerajaan Astina tanpa harus berkeringat atau mendirikan partai di kerajaan Astina adalah perilaku tak beretika dan sungguh bermoral rendah.
Tujuan untuk berkuasa atau jadi raja sah saja dalam kondisi normal melalui proses demokrasi dan prosedur konstitusi dan perjuangan yang benar. tapi perilaku ala Sengkuni yang licik dan lihai memainkan propaganda dan mengintip peluang dalam kesempitan menjadi perilaku patologis yang pandai memanfaatkan jabatan sebagai kesempatan dalam kesempitan.

Perilaku Sengkuni bukan hanya di era masa lalu kerajaan Astina yang ahli komunikasi agitasi politik yang terus bermain di sekitar istana Astina tapi di era Indonesia hari ini juga banyak Sengkuni -Sengkuni gaya baru, Perilaku Sengkuni pernah di ceritakan oleh guru sejarah, Sengkuni itu personifikasi dari Politisi busuk yang terus membuat kegaduhan dan kekacauan di muka bumi. Perlaku Sengkuni yang tak pandai terima kasih dan berjiwa penghianat mempermalukan jiwa prajurit dan kehormatan dalam cerita Mahabarata.

Cerita tentang penghianatan politik di negeri tercinta Indonesia seakan tak ada habis habisnya, dari masa ke masa, dari masa raja raja era feodalisme sampai era oligarki dan kapitalisme selalu hadir dengan wajah berbeda tapi sifatnya yang sama, politik sulit ditebak tapi perilaku politik terkadang mudah di tebak, gejala persengkokolan , gejala ambisi meraih jabatan dengan mudah ditafsirkan oleh para analis politik kemana arah akhir ceritanya.

Perilaku politik yang elegan dan bermartabat adalah perilaku yang amanah, pandai berterima kasih kepada orang yang pernah memberikan jalan jalan kesuksesan sehingga memiliki prestasi dan sukses.

Sebab manusia yang tak padai terima kasih kepada orang yang pernah memberikan sesuatu kebaikan kepadanya, maka percaya lah lebih amat sulit lagi bisa bersyukur kepada Tuhannya sehingga akan dilanda rasa kekurangan dan kegelisahan jiwa yang tak berkesudahan

Sebagai akhir dari tulisan ini mengutip satu hadits Rasulullah SAW.dari abu Hurairah, Nabi dalam sabdanya “ Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tak pandai berterima kasih pada manusia (HR.Abu Daud dan Tirmisdzi), maka mari jaga integritas pribadi kita dan amanah sebagai khalifah, jabatan dan harta itu penting tapi jauh lebih penting menjaga amanah Allah yang diberikan kepada manusia untuk menjadi khalifah memberi kedamaian pada sesama dan tidak merampas hak hak milik orang lain menjadi salah satu kunci kehidupan bahagia dunia dan akhirat. Wassalam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *